Sementara itu, profesor di bidang kajian budaya dan gender Universitas Airlangga Diah Ariani Arimbi menyambut baik rencana pemerintah memasukkan sastra ke mata pelajaran. Sebab, dari sastra banyak hal yang bisa dipelajari, mulai kemanusiaan, ekologi, moral, hingga nilai kebaikan dan keburukan.
Profesor yang merupakan dosen di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair itu mengungkapkan, di Indonesia sejauh ini jam untuk mempelajari sastra sangat sedikit. ”Padahal, di negara maju, belajar sastra itu menjadi utama,” ujarnya. (JP/RAKSUL)