MAKASSAR, RAKYATSULSEL-- Puluhan mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) diamankan Satreskrim Polrestabes Makassar usai terlibat bentrokan di kampusnya di Jalan Mallengkeri Raya, Kelurahan Parang Tambung, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, Kompol Devi Sujana menjelaskan, dua kelompok mahasiswa UNM yang terlibat perkelahian ini merupakan mahasiswa dari Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) dan Fakultas Teknik.
"Mahasiswa dari Fakultas Bahasa dan Fakultas Teknik," kata Devi pada wartawan di Mapolrestabes Makassar, Jumat (24/5/2024) sore.
Devi menjelaskan, peristiwa bentrokan antar fakultas tersebut berlangsung Jumat subuh tadi, sekitar Pukul 03.00 Wita. Dimana, saat pihaknya mendapatkan laporan masyarakat, personel dari Polrestabes Makassar bersama personel Polsek Tamalate langsung bergerak mendatangi TKP.
Dari TKP, sebanyak 33 mahasiswa dari dua fakultas berhasil diamankan. Mahasiswa FBS sebanyak sepuluh orang dan mahasiswa Fakultas Teknik sebanyak 23 orang.
"Kita amankan sebanyak 33 orang dan berstatus mahasiswa. Saat kejadian kami mendapat informasi, kemudian Polres dan Polsek Tamalate mendatangi TKP dan mendapati sekelompok mahasiswa sedang saling serang," ujar Devi.
Dalam insiden ini, pihaknya turut mengamankan senjata tajam jenis busur panah dari tangan dua mahasiswa Fakultas Teknik yang diamankan itu, inisial MA (20) dan KS (22). Barang bukti yang diamankan berupa dua buah ketapel beserta delapan buah anak busurnya.
Karena terbukti melakukan pelanggaran pidana maka MA dan KS dijerat Undang-undang (UU) Darurat Nomor 12 Tahun 1951, dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara. Sementara mahasiswa lainnya, Devi menyebut masih dalam penyelidikan apakah ada pelanggaran pidananya atau tidak, mengingat dalam insiden ini belum ada laporan kerusakan.
"Kita masih lidik, apakah kemungkinan ada pelanggaran pidana yang dilakukan (mahasiswa lainnya). Untuk sementara kita juga belum temukan korban, (juga) belum ada laporan kerusakan," ungkapnya.
Terkait motif bentrokan dua kelompok mahasiswa ini pecah, Devi mengatakan, bermula saat mahasiswa dari Fakultas Teknik mengeber-ngeber sepeda motornya, mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra mendengar hal tersebut kemudian tersinggung hingga terjadi saling lempar menggunakan batu dan kayu.
"Informasi dari mereka sendiri saat kita lakukan wawancara, awalnya mereka mendengar ada yang geber-geber motor di depan mereka kemudian tersinggung dan terjadi saling serang. Fakultas Teknik (geber-geber motor) di depan gerbang Fakultas Bahasa," kuncinya. (Isak/B)