Manuver Figur Berburu Rekomendasi di Pilwali Makassar

  • Bagikan
Andi Seto Asapa atau ASA Kembalikan Formulir di PKB Makassar

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sejumlah figur bakal calon wali kota Makassar terus bermanuver mencari rekomendasi partai politik untuk diusung di pemilihan wali kota pada 2024. Ada yang sudah mengklaim mendapatkan restu dari elite partai, ada pula yang sudah menimbang-nimbang pasangan untuk ikut bertarung.

Salah satunya adalah mantan Bupati Sinjai, Andi Seto Gadhista Asapa yang jauh-jauh hari menyatakan niatnya maju di Makassar. Seto berharap mendapat rekomendasi dari Parta Gerindra.

Ketua Tunas Indonesia Raya (Tidakr) Sulawesi Selatan itu mengklaim telah mendapat restu Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Meski begitu, Wakil Ketua Gerindra Sulsel, Najmuddin, juga mengincar teken basah dari pengurus DPP.

Selain itu, figur internal partai yakni Rusdin Abdullah juga berusaha menjajaki dukungan dari Gerindra. Belum lama ini, Rusdin Abdullah melakukan pertemuan segi tiga bersama Ketua Gerindra Sulsel, Andi Iwan Darmawan Aras dan Ketua NasDem Sulsel, Rusdi Masse. Rusdin juga pernah bekerja sama dengan Rusdi dan Iwan Aras dalam pemenangan usungan Gerindra-NasDem di Pilwali Makassar 2020.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu Gerindra Sulsel, Harmansyah meminta figur yang mengincar Gerindra tidak saling klaim dalam mendapatkan rekomendasi. Dia mengatakan, seluruh figur punya peluang sama untuk diusung.

"Selama belum ada keputusan DPP, jangan dulu mengeluarkan klaim. Calon usungan Gerindra sepenuhnya di tangan DPP," imbuh Harmansyah.

Dia mengatakan, belum ada sinyal DPP untuk merekomendasikan satu nama di Pilwali Makassar. Alasannya, pengurus DPP butuh pertimbangan matang bila ingin menang di Makassar.

"Dua kader internal ini cukup mumpuni. Sisa kerja-kerja mereka untuk meningkatkan elektabilitas dan popularitasnya untuk meraih simpati elektoral," imbuh dia.

"Najamuddin sudah pernah melewati saya pikir popularitasnya sudah dapat. Seto saya melihat dari segi keseriusan, memperlihatkan dan menaikkan atribut masif, itu juga kerja-kerja popularitas," sambung dia.

Adapun Andi Seto makin mantap untuk ikut bertarung di Pilwali Makassar. Keseriusan itu ditunjukkan dengan mengembalikan formulir pendaftaran secara langsung di dua kantor partai politik yakni Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sebelumnya, Andi Seto juga telah mengembalikan formulir ke Partai Hanura dan PDI Perjuangan.

Salah satu kader Gerindra yang turut mendampingi Andi Seto, Kasrudi mengatakan kehadiran ratusan kader yang mengantar jagoannya adalah bentuk keseriusan maju bertarung di Pilwalkot.

"Ini menandakan semangat dari teman-teman Gerindra Makassar untuk bertarung memenangkan Seto menjadi wali kota Makassar 2024," ujar legislator DPRD Kota Makassar itu.

Ketua PKS Kota Makassar, Anwar Faruq mengapresiasi kedatangan Andi Seto mengembalikan formulir secara langsung. Hal itu dinilai sebagai bentuk keseriusan Andi Seto dalam mengikuti Pilkada 2024.

"Selanjutnya akan tahapan yang harus dilalui, kami juga akan melakukan survei sebagai bahan pertimbangan untuk di serahkan ke DPW dan DPP PKS sebelum mengambil keputusan yang akan diusung," imbuh dia.

Anwar mengatakan figur yang mendaftar sebagai bakal calon wali kota memiliki peluang untuk diusung oleh PKS, termasuk Andi Seto Asapa.

Selepas dari Kantor DPD PKS Makassar, Andi Seto kemudian mendatangi kantor PKB Makassar, di Jalan Hertasning Makassar dengan agenda serupa. Sekretaris PKB Makassar, Andi Makmur Burhanuddin didampingi Bendahara Desk Pilkada PKB Makassar, Dwiana Pamuji Astutik menerima rombongan Andi Seto.

Andi Makmur mengutarakan rasa syukurnya kepada para kandidat karena memilih mendaftar di PKB. Menurutnya, momentum tersebut sebagai bagian dari kebersamaan dalam perjuangan kebangsaan.

"Kami selaku DPC (PKB) bersyukur karena ada keyakinan calon Walikota Andi Seto ingin bersama kami dan meyakinkan kami dengan mendaftar di PKB itu siap untuk bersama-sama," kata Makmur.

Direktur Nurani Strategic, Nurmal Idrus mengatakan, kendali utama bagi figur Gerindra yang ingin bertarung di Kota Makassar ada di tangan Ketua Gerindra Sulsel, Andi Iwan Aras.

"Dalam posisi seperti sekarang, kelihatannya Gerindra Sulsel akan kesulitan menentukan pilihannya pada tiga orang ini. Ketiganya punya elektabilitas dan kemampuan finansial yang bagus," ujar Nurmal.

Menurut dia, Andi Seto bisa jadi pilihan di internal, namun belum teruji kemampuannya di Makassar. Sementara Najamuddin, punya pengalaman tanding di Makassar tetapi masuk harus diuji penerimaan masyarakat terhadapnya.

"Pilihan paling mungkin menurut saya adalah Rusdin Abdullah. Punya pengalaman tanding di Makassar, dan grass root yang kuat. Rudal juga punya kemampuan finansial bagus dan kemampuan bertarung yang sudah teruji," kata Nurmal.

Adapun pakar politik dari Universitas Hasanuddin, Tasrifin Tahara menilai, soal peluang untuk usungan partai Gerindra untuk Pilwali Makassar, kembali pada mekanisme partai.

"Salah satunya adalah kader partai dan memiliki elektabilitas yang tinggi dalam kontestasi," ucap Tasrifin.

Menurut dia, bila melihat figur Andi Seto sangat merepresentasikan Gerindra baik saat maupun secara genetik. Pertama, saat ini sebagai ketua TIDAR Gerindra dan ayahnya Andi Rudiyanto Asapa juga bagian dari keluarga besar Gerinda. Tasrifin mengatakan, yang menjadi tugas Andi Seto saat ini adalah menguatkan potensi itu dengan meningkatkan lagi elektabilitas.

"Ada opsi yang menarik sebenarnya potensi Andi Seto saat ini dikuatkan dengan pasangan dari kader Gerindra yang selama ini sudah menjadi anggota DPRD Kota Makassar atau Sulawesi Selatan," imbuh dia.

Appi Bertemu Indira

Sementara itu, wacana paket Munafri Arifuddin dan Indira Yusuf Ismail menguat untuk Pilwali Makassar 2024 yang digelar 27 November mendatang. Ketua Golkar Makassar Munafri Arifuddin alias Appi telah bertemu Danny Pomanto (DP) dan Indira Yusuf Ismail pada pertengah pekan lalu.

"Jumat malam pekan lalu saya ketemu Pak Wali Kota, hadir juga Ibu Indira. Tapi, pertemuan itu tidak bahas politik Pilwali. Saya membawakan undangan untuk peresmian kantor Konsulat Kehormatan Republik Kroasia di Makassar," ucap Appi.

Appi mengatakan, kebetulan dirinya juga jadi konsul kehormatan Republik Kroasia di Makassar. Sementara kantor konsulat kehormatan berada di Menara Bosowa sehingga menjadi jembatan ke Wali Kota untuk hadir di acara yang digelar pekan ini.

"Jadi, direncanakan tanggal 7 Juni mendatang diresmikan kantor konsulat kehormatan di Makassar, sehingga saya membawakan undangan kepada Wali Kota Makassar untuk hadir memberi sambutan acara itu," ujar dia.

Appi juga mengaku dalam pertemuan itu ditemani oleh politikus Golkar Makassar Andi Suharmika. Sedangkan Danny ditemani istrinya Indira. Pertemuan kurang lebih 45 menit. Appi membantah pertemuan itu membicarakan mengenai paket kandidat di Pilwali Makassar.

Dia menegaskan, hanya membahas soal rencana peresmian kantor konsulat kehormatan Kroasia. Namun, kata dia, bila ada peresepsi lain, hal itu wajar mengingat Danny Pomanto adalah tuan rumah.

"Tidak ada pembicaraan politik. Cuma membahas persiapan peresmian kantor Konsulat Kehormatan Republik Kroasia," imbuh Appi.

Dia menyatakan bahwa peluang ke depan terbuka bagi siapa saja untuk berpasangan. Apalagi politik relatif, sehingga apapun terjadi tetap dijalani.

"Kami tidak tahu ke depannya seperti apa. Jadi mengalir saja sambil melihat efek elektoral," kata dia.

Appi memang terus memantapkan diri untuk ikut bertarung di Pilwali Makassar. Dia telah mendaftar di beberapa partai sehingga optimistis akan berkoalisi dengan Demokrat, PKB, dan PKS.

"Saya sudah mengembalikan formulir pendaftaran bakal calon kepala daerah di PKB, PKS dan Demokrat," ujar dia.

Dia juga yakin akan diusung oleh Partai Golkar sesuai dengan surat tugas dari DPP Partai Golkar telah diterima beberapa waktu lalu. Kehadiran Rahman Pina dan Andi Seto yang diduga akan 'mengganggu' mulusnya rekomendasi dinilai tidak jadi masalah.

"Itu tidak mengganggu tapi mereka juga mencoba mengadu nasib, saya dengan saya. Tapi, kalau di Golkar surat tugas diberikan kepada figur yang dianggap potensial. Kebetulan di Makassar itu diberikan kepada saya. Bahwa ada orang lain yang juga mau itu sah-sah saja dalam demokrasi," ujar Appi. (suryadi/B)

  • Bagikan

Exit mobile version