Tiket NasDem untuk Andalan

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Berstatus sebagai pemenang pemilu di Sulawesi Selatan tak membuat Partai Nasdem percaya diri dalam menatap pemilihan gubernur pada November mendatang. Alih-alih mengusung kader internal sebagai bakal calon gubernur Sulawesi Selatan, NasDem ternyata 'hanya' bersiap menjadi orang kedua, atau sebagai bakal calon wakil gubernur. Rapat pleno pengurus NasDem Sulsel menyepakati mengusung Andi Sudirman Sulaiman sebagai calon gubernur berpasangan dengan Fatmawati Rusdi, istri Ketua NasDem Sulsel, Rusdi Masse.

Keputusan memasangkan Andi Sudirman-Fatmawati disepakati pengurus NasDem Sulsel dalam rapat pleno yang digelar di kantor Nasdem, Jalan Metro Tanjung Bunga Makassar, Minggu (26/5/2024). NasDem bisa mengusung pasangan kandidat setelah perolehan kursi di parlemen provinsi mencapai 17 kursi pada Pemilu, Februari lalu.

Ketua NasDem Sulsel, Rusdi Masse mengatakan pihaknya memiliki banyak pertimbangan hingga akhirnya bulat mengusung Sudirman-Fatmawati.

"Utamanya dari segi survei elektabilitas dan popularitas dari setiap figur. Ada juga pertimbangan lain yang dilihat," ujar Rusdi.
Rusdi menolak menyebut pertimbangan lain tersebut. Menurut dia, tugas NasDem Sulsel menyiapkan pasangan calon untuk selanjutnya diserahkan kepada pengurus DPP NasDem di Jakarta.

"Keputusan akhir ada di tangan DPP NasDem untuk mengeluarkan rekomendasi final," imbuh legislator DPR RI itu.

Rusdi memastikan, keputusan menjadikan Andi Sudirman sebagai calon gubernur sekaligus menjadi konfirmasi bahwa pihaknya akan berkoalisi dengan Partai Gerindra yang mengunci 13 kursi di DPRD Sulsel.

"Koalisi itu mengarah ke sana. Kami 17 dan Gerindra 13 kursi," ujar dia.

Atas keputusan itu, Rusdi langsung memerintahkan kepada seluruh pengurus dan kader NasDem di Sulawesi Selatan untuk melakukan sosialisasi pasangan tersebut. Dia juga meminta, pasangan calon yang telah diputuskan di 24 kabupaten dan kota melakukan sosialisasi yang masif agar mudah dikenal oleh masyarakat luas.

"Segera gelar deklarasi agar masyarakat mengetahui sehingga pasangan kandidat tidak setengah-setengah untuk maju bertarung," ucap Rusdi.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Ibnu Hajar Yusuf menyayangkan NasDem Sulsel tidak mengusung figur internal untuk calon gubernur. Menurut dia, keputusan itu merupakan bukti NasDem tidak percaya diri dalam menentukan sikap.

“Ada apa sehingga NasDem sebagai pemenang pemilu tidak percaya diri mengusung kader sendiri dan hanya bersiap jadi 02?" tanya Ibnu.

Dia menilai NasDem Sulsel seperti mengkerdilkan diri sendiri, padahal partai ini tidak kekurangan kader-kader potensial. "Seolah-olah NasDem miskin kader," ujar dia.

Adapun, Direktur Politik Profetik Institute, Asratillah melihat paket Sudirman-Fatmawati baru endorse dari Partai NasDem, bukan dari Andi Sudirman Sulaiman sebagai kandidat bakal calon gubernur Sulsel. Menurut dia, yang gencar untuk sosialisasi pasangan inilah Partai NasDem.

Jika pasangan ini terjadi maka Andi Sudirman sudah aman dari dukungan partai politik dan tidak perlu berkoalisi dengan partai lain. Bahkan kata Asratillah, Fatmawati ini bukan hanya representasi sebagai mantan wakil walikota Makassar, tapi representasi dari Rusdi, suaminya.

“Fatma meraih suara signifikan di Dapil Sulsel 1 untuk DPR RI, sedangkan Rusdi di Dapil Sulsel Tiga di Pemilu lalu," imbuh dia.

Asratillah menilai, pasangan ini bisa saja berubah sebelum tahapan pendaftaran di KPU Sulsel. Hal itu bisa terjadi bila, pihak Andi Sudirman juga menyodorkan nama lain dan mendapat dukungan dari partai lain selain NasDem untuk mencukupi syarat dukungan.
“Kalau ada partai lain yang diincar Andi Sudirman dan partai tersebut mengusulkan figur 02, maka bisa jadi Fatmawati kembali akan dipertimbangkan ulang,” kata Asratillah.

Sedangkan, pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Profesor Sukri Tamma mengatakan baik Sudirman maupun Fatmawati sudah populer di kalangan masyarakat.

“Kalau segi politik, NasDem sudah bisa mengusung sendiri. Dua orang ini telah didukung oleh dua tokoh besar, RMS suami dari ibu Fatma dan Amran Sulaiman yang saat ini menjadi Menteri Pertanian merupakan kakak dari Andi Sudirman Sulaiman. Jadi dua orang ini bisa membangun jaringan setelah mendapatkan dukungan,” ujar Sukri.

Dia mengatakan, pengaruh Amran Sulaiman akan lebih banyak mendominasi nantinya. Apalagi, kata dia, Amran mampu mengantarkan anaknya Amar Ma'ruf terpilih sebagai anggota DPR RI pada pemilu lalu.

“Andi Sudirman dan Fatmawati itu salah satu kandidat yang kuat,” kata Sukri.

Sukri juga menilai sejumlah kekurangan baik Sudirman maupun Fatmawati. Dia mengatakan, ingatan publik terhadap Sudirman tidak akan lepas dari kebijakan kontroversinya saat melakukan mutasi terhadap aparatur sipil negara (ASN) di Pemprov Sulsel, di akhir masa jabatannya sebagai gubernur lalu. Selain itu, sejumlah kebijakan Sudirman juga pernah menuai pro dan kontra.

“Kalau Fatmawati salah satu catatannya adalah sikapnya yang mundur sebelum masa jabatannya berakhir sebagai wakil wali kota Makassar. Kalau mau dilihat juga, tidak banyak prestasi yang ditorehkan saat menjadi wakil wali kota," beber Sukri.

Sejak Maret lalu, perjodohan Sudirman dan Fatmawati di Pilgub Sulsel sudah mulai mengemuka ke publik. Hal itu ditandai dengan beredarnya foto Sudirman-Fatmawati di media sosial dan langsung memantik perbincangan publik.

Meski kemudian disebutkan bahwa foto tersebut adalah dokumentasi lama saat keduanya masih menjabat sebagai kepala daerah. Saat itu, ASS menjabat sebagai Gubernur Sulsel dan Fatmawati sebagai Wakil Wali Kota Makassar sebelum kemudian mundur dan menjadi calon anggota DPR RI.

Fatmawati kala itu menjelaskan bahwa foto yang beredar adalah dokumentasi lama yang sengaja disebar oleh pihak-pihak tertentu menjelang Pilgub 2024. Dia menegaskan bahwa foto tersebut diambil saat kegiatan di salah satu kafe di Phinisi Point Mall (PIPO), Jalan Metro Tanjung Bunga, Makassar. Pada foto tersebut, terlihat Andi Sudirman mengenakan pin Gubernur di bagian dada baju sebelah kirinya.

"Itu adalah foto lama. Saya yakin itu adalah saat kegiatan di Mall Pipo. Saat itu, Pak ASS masih menjabat sebagai Gubernur dan saya sebagai Wakil Wali Kota. Jadi, jangan mengaitkannya dengan politik," ujar Fatmawati, kala itu.

Foto ini memicu dugaan bahwa ada pembicaraan terkait paket menuju Pilgub Sulsel 2024, terutama karena NasDem dan Gerindra memiliki banyak kursi di DPRD Provinsi.

NasDem berhasil meraih 17 kursi DPRD Sulsel, sehingga dapat mengusung calon gubernur tanpa berkoalisi, sementara Gerindra meraih 13 kursi DPRD Sulsel dan berhasil mempertahankan kursi wakil ketua DPRD Sulsel.

Fatmawati menjelaskan bahwa dia tidak mengetahui persis mengenai pembicaraan politik yang sedang berlangsung, tetapi fokus saat ini adalah pada posisinya di DPR RI. Hal ini terutama karena belum ada jadwal penetapan oleh KPU RI serta pelantikan caleg terpilih.

"Kita baru saja mendapatkan pengumuman dari KPU, bahkan pengumuman KPU nasional belum ada. Yang terpenting saat ini adalah fokus pada perolehan kursi partai NasDem. Bahkan sampai hari ini, kita masih mengejar kursi di Dapil Sulsel 1 yang mengalami kecurangan. Kita telah maju ke MK untuk mengajukan gugatan," jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris DPW NasDem Sulsel, Syaharuddin Alrif, menyatakan bahwa pertemuan antara Andi Sudirman dan Fatmawati hanyalah silaturahmi dan belum ada pembahasan terkait Pilgub seperti yang banyak disebutkan orang.

"Fotonya adalah hasil dari pertemuan silaturahmi antara Ibu Fatma dan Pak Sudirman. Dalam ajaran Islam, silaturahmi adalah hal yang penting dan tidak masalah, karena dua tujuan utamanya adalah memanjangkan umur dan memperbanyak rezeki. Hanya melakukan silaturahmi tidak akan menimbulkan masalah," ujar Syahar.

Syahar juga mengaku tidak mengetahui secara pasti kapan pertemuan tersebut terjadi. Mungkin sudah lama berlangsung dan foto baru tersebar sekarang.

"Saya juga tidak tahu kapan foto tersebut diambil, tapi kabarnya itu adalah foto lama. Silaturahmi adalah awal dari komunikasi, dan dalam demokrasi, orang memiliki kebebasan untuk berbicara," imbuh dia. (suryadi-fahrullah/C)

  • Bagikan

Exit mobile version