MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Dr Arqam Azikin menilai paket bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Andi Sudirman Sulaiman (ASS) dan Fatmawati Rusdi masih mudah dikalahkan dengan pasangan lainnya.
Pasalnya, NasDem saat ini menjadi partai pemenang di Sulsel dengan 17 kursi dan tidak membutuhkan koalisi untuk mengusung calon sendiri. “Artinya partai lain tidak perlu sibuk untuk berkoalisi dengan NasDem,” kata Arqam.
Pendapat Arqam Azikin itu mendapat kritikan tajam atas pernyataannya yang dinilai tidak didasarkan pada data empiris.
Kritik tersebut dilontarkan oleh seorang pengusaha yang juga analis politik yang menyebut Arqam tidak menempatkan dirinya sebagai seorang akademisi.
“Jika kita berkiblat pada teori politik, maka kita mengenal yang namanya paradigma politik,” ujar Ardi Hasanuddin.
Ia menyoroti bahwa secara teoritis, perilaku dan sepak terjang kedua tokoh politik Sulawesi Selatan tersebut dijelaskan dengan baik di mata publik Sulawesi Selatan.
Andi Sudirman Sulaiman, mantan Wakil Gubernur dan sempat menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan, serta Fatmawati Rusdi mantan Wakil Wali Kota Makassar yang kini berhasil memenangkan suara terbanyak sebagai calon legislatif DPR-RI dari Dapil 1 Sulawesi Selatan, dan dianggap telah membuktikan kapasitas dan kemampuan elektoral mereka.
“Saya heran dengan cara berpikirnya Pak Arqam Azikin. Sepertinya beliau masih perlu melihat duduk perkara secara komprehensif sebelum berkomentar. Pertemuan kedua tokoh ini mewakili geopolitik yang proporsional serta keterwakilan pria dan wanita,” lanjut Ardi mantan Sekum HIPMI Kota Makassar itu.
Ia juga menambahkan bahwa selama kepemimpinan mereka, kedua tokoh ini menunjukkan kapasitas yang mumpuni dan bebas dari isu korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Indikator tersebut memperkuat tingkat kepercayaan publik kepada kedua tokoh tersebut, dan persatuan keduanya menjadi kekuatan yang sangat besar.
Mengenai pilihan Partai NasDem, Ardi menilai bahwa NasDem adalah partai yang cerdas dalam menentukan pilihannya dengan cepat dan aspiratif.
“Wajar jika NasDem menjadi pemenang di Sulawesi Selatan, karena ketepatan dalam menentukan pilihannya,” ujarnya.
Pernyataan ini menekankan pentingnya analisis yang berbasis data dan pemahaman yang komprehensif dalam menilai dinamika politik dan kiprah tokoh-tokoh penting dalam kancah politik Sulawesi Selatan.
“Hati-hatilah berkomentar dan menggiring wacana, apalagi beliau seorang akademisi, saya 100% sudah sanksi sama kapasitas beliau, karena pengamatannya selalu salah dan cenderung abal-abal,” tutupnya. (*)