"Terdapat empat instrumen kunci dalam ISK, yaitu instrumen dosen, instrumen kurikulum, instrumen penjaminan mutu internal, dan instrumen sistem pelacakan lulusan," jelas Ahmad Harakan.
“Sekarang, Alhamdulillah, upaya kami telah membuahkan hasil sesuai harapan, yaitu Akreditasi Unggul. Tidak semua prodi yang melakukan pengusulan ISK dapat meraih pencapaian serupa,” ungkapnya.
Faktor pendukung keberhasilan ini meliputi dukungan penuh dari semua stakeholder, baik di tingkat universitas maupun fakultas, serta dukungan dari tenaga teknis profesional. Namun, perjalanan ini tidak lepas dari kendala.
Selain itu, banyak pihak yang berperan aktif dalam pencapaian ini, termasuk tim penginputan data, pimpinan prodi, Badan Penjaminan Mutu di tingkat universitas, GKM Fakultas, dan seluruh dosen.
Ahmad menambahkan bahwa program studi ini sedang mempersiapkan diri untuk Akreditasi Internasional. Kesuksesan ikhtiar internasionalisasi program studi telah dirintis sejak tahun 2016 melalui berbagai kegiatan seperti International Conference, Visiting Professor, Student Exchange, ISO 21001:2018, penerbitan Otoritas: Jurnal Ilmu Pemerintahan terindeks Web of Science, KKN Internasional, pembukaan kelas internasional hingga kegiatan prestisius lainnya.
"Ikut terlibat dalam Hibah PRELAB bersama University of Latvia, Dublin City University, Irlandia, dan lain-lain juga merupakan bagian dari upaya internasionalisasi ini," tambah Ahmad. (Hikmah/A)