Target Golkar di Sulsel: Dominasi Kemenangan di Pilkada

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pengurus Golkar Sulawesi Selatan akan memikul beban berat pada pemilihan kepala daerah serentak November 2024. Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar menargetkan kemenangan hingga 60 persen di daerah ini.

Ambisi tersebut sekaligus sebagai upaya membayar lunas kekalahan Golkar di sejumlah daerah pada Pemilu 2024. Momentum pilkada serentak menjadi pembuktian dan menjadikan Sulawesi Selatan masih layak jadi lumbung pohon beringin.

Target tinggi bagi pengurus Golkar Sulsel itu disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia Tandjung. Menurut dia, taget menang 60 persen di Pilkada 2024 ini, sesuai dengan target nasional.

"Kemenangan 60 persen itu sekaligus menutupi kekalahan yang dialami Golkar pada Pemilu lalu," kata Doli dalam roadshow pelatihan saksi di Hotel Gammara Makassar, Jalan Metro Tanjung Bunga, Kecamatan Mariso, Kota Makassar, Minggu malam (2/5/2024).

Doli menyayangkan Golkar Sulsel tak mampu mempertahankan kursi ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Selatan pada pemilu lalu. Kekalahan itu, kata dia, merupakan yang pertama kalinya dalam beberapa pemilu belakangan.

Meski begitu, Doli optimistis Golkar dapat bangkit dan memenangkan mayoritas pilkada di Sulsel nantinya. "Tentu ada kelemahan di pileg yang akan dibenahi. Kami bertekad untuk bangkit di Pilkada 2024 dan Pileg 2029. Kami sudah tahu sekarang kelemahan-kelemahan dan sudah punya catatan sebagai bahan evaluasi," ujar Doli.

Menurut dia, DPP Golkar berencana memaksimalkan potensi kader-kader yang memiliki rekam jejak yang baik dan diterima oleh masyarakat Sulsel.

"Selain itu, kami di Golkar juga akan memperkuat koalisi dengan partai-partai lain untuk memperbesar peluang kemenangan. Ini akan kami tutupi melalui konsolidasi," imbuh dia.

Doli menambahkan, pihaknya melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pileg dan pilpres lalu. Upaya itu dilakukan untuk memperbaiki pencapaian Golkar bisa maksimal di Pilkada.

"Buat kami pilkada tahun ini menjadi loncatan persiapan 2029. Kami bertekad dan kami sudah tahu punya kelemahan dan catatan seluruh Indonesia akan ditutupi dengan konsolidasi ini," imbuh dia.

Berkaitan dengan acara pelatihan saksi tersebut, Doli mengatakan, Diklat Badan Saksi Nasional Partai Golongan Karya (BSNPG) sangatlah penting dalam rangka pembekalan menghadapi Pilkada Serentak 2024, November mendatang.

Anggota DPR RI itu optimistis target 60 persen ini bisa dicapai di Sulsel. Apalagi sejak reformasi Golkar selalu menjadi lumbung suara bagi partai beringin rindang.

"Saya kira Diklat Badan Saksi Nasional Partai Golongan Karya sangat penting bagi kader di Sulsel. Apalagi Sulsel lumbung suara dari dulu. Kita harus mempertahankan basis di Sulsel," imbuh dia.

Ketua Komisi II DPR RI itu mengatakan, pelatihan saksi ini merupakan bagian dari upaya Golkar untuk menguatkan basis menjelang pilkada.

Oleh sebab itu, diharapkan masing-masing daerah memberikan pembekalan dan penguatan bagi semua kader.

"DPP Golkar lewat Badan Saksi Nasional terus melakukan roadshow di masing masing daerah. Ini daerah ke 11 dan nanti sampai seluruh Indonesia," ujar Doli.

Adapun Badan Saksi Nasional Partai Golkar (BSNPG) Sulsel, Imran Eka mengungkapkan pihaknya mempersiapkan ribuan saksi yang akan ditempatkan di tempat pemungutan suara (TPS) di 24 kabupaten/kota di Sulsel.

"BSNPG Sulsel telah memulai langkah awal dengan mengadakan pelatihan saksi di berbagai daerah," kata Imran.

Menurut dia, pelatihan ini sangat penting untuk memastikan setiap suara yang diberikan oleh masyarakat dapat terjaga dan terhitung dengan benar.

"Pelatihan yang ditengarai oleh BSNPG mencakup berbagai aspek penting. Mulai dari prosedur pemungutan suara, cara mengidentifikasi potensi kecurangan, hingga pelaporan hasil pemungutan suara," beber Imran.

Imran mengatakan, para saksi juga dibekali dengan pengetahuan mengenai etika dan integritas serta memastikan mereka bekerja dengan penuh tanggung jawab.

Dengan adanya pelatihan ini, BSNPG Sulsel berharap para saksi dapat memahami dan mengatasi berbagai tantangan yang mungkin terjadi di lapangan.

"Langkah ini juga kami harapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi dan pemilihan di Sulsel," ujar Imran.

Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Makassar, Profesor Sukri Tamma menyebut persaingan perolehan suara pada perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) termasuk Pemilihan Legislatif (Pileg) akan berbeda dengan perolehan suara di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024.

Hal tersebut disampaikan menanggapi pernyataan Ahmad Doli Kurnia yang menargetkan Partai Golkar pada Pilkada Serentak 2024 secara nasional memenangkan 60 persen. Termasuk, Golkar Sulsel ikut ditarget menang 60 persen pada pilkada di 24 kabupaten/kota.

"Tentu yang akan menjadi ukuran adalah keberhasilan di pileg, karena dia duluan. Dengan asumsi bahwa sama-sama mengharapkan dukungan dari masyarakat dan yang bekerja adalah partai. Cuma memang logika yang ada pada pileg sedikit berbeda dengan pilkada, dengan artian bahwa kalau pileg itu persaingan banyak sekali," ujar Sukri.

Sukri menjelaskan, dalam pileg, ada puluhan hingga ratusan caleg dari sejumlah partai yang memperebutkan suara, sehingga suara pemilih akan terpecah. Berbeda dengan pilkada yang hanya diikuti paling banyak lima sampai enam calon saja.

"Kalau di Sulsel ini, pasangan calon gubernur kemungkinan hanya tiga, di pilkada karena tidak ada calon independen maka paling banyak empat atau lima pasang calon saja. Artinya suara akan terbagi, sehingga pembagian suara itu akan terpola. Itu bedanya," tutur Sukri.

Terlebih, kata Sukri, jika melihat kondisi pemetaan basis suara pada pileg dengan pilkada, baik tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota jauh berbeda. Sehingga target kemenangan Partai Golkar 60 persen membutuhkan kerja lebih pada pilkada yang akan digelar.

Selain itu, lanjut dia, untuk mencapai target tersebut Partai Golkar harus betul-betul mengusung calon yang tepat. Mengingat kualitas calon yang diusung juga akan berpengaruh pada perolehan suara.

"Misalnya tidak cukup memiliki elektabilitas dibandingkan kandidat lain, ini juga kan harus dilihat dan tidak bisa di sama ratakan di daerah lain. Sehingga target itu, Golkar sebagai partai lama mendominasi Sulsel wajar kalau menargetkan. Tapi kalau kita berkaca dari indikasi yang ada pada pileg maka Golkar harus kerja keras. Tapi kalau kita melihat di beberapa daerah Golkar memilih kandidat yang diusung adalah kandidat yang tepat, sayakira juga bisa saja target itu terpenuhi," imbuh Sukri.

Calon di Pilgub Sulsel

Sementara itu, Doli juga memberi respons atas wacana pasangan Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan "Danny" Pomanto dengan Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani yang merupakan kader Golkar untuk maju di Pilgub Sulsel 2024.

"Ada beberapa kader yang dapat surat tugas maju Pilgub Sulsel, termasuk Indah. Kami berharap siapapun yang maju, ada kader Golkar baik jadi 01 atau 02," ujar Doli.

Menurut dia, upaya Indah untuk melakukan sosialisasi menjelang Pilgub Sulsel sudah wajar dalam proses demokrasi. Hak kader untuk mencari aktualisasi dirinya.

"Tapi saya masih harus melihat hasil survei yang dilaksanakan oleh DPP. Apapun sikap DPP, yah, harus laksanakan," imbuh Doli.

Doli memastikan, Golkar belum memutuskan untuk menetapkan satu usungan untuk Pilgub Sulsel maupun Pilkada. Golkar, kata dia, masih melakukan pencermatan terhadap empat nama yang akan diusung di Pilgub Sulsel. Empat nama itu adalah Ilham Arief Sirajuddin alias IAS, Taufan Pawe, Adnan Purichta Ichsan, dan Indah Putri Indriani.

Doli mengatakan, hingga saat ini partainya belum mengeluarkan rekomendasi kepada salah satu kadernya yang akan dipersiapkan maju di pemilihan tersebut. Partai, kata dia, akan mengeluarkan rekomendasi menjelang akhir pendaftaran.

Diketahui, pendaftaran calon kepala daerah dilakukan pada Agustus mendatang.

"Biasanya kami mengeluarkan keputusan menjelang akhir pendaftaran," ujar Doli.

Menurut dia, Partai Golkar sudah melakukan persiapan jauh-jauh hari. Sampai saat ini, kata dia, Golkar sudah memiliki 1.023 nama bakal calon kepala daerah di seluruh Indonesia. Nama-nama itu, tetap exercise dalam tahap survei penjaringan. Lanjut dia, pihaknya masih mencermati dan memonitor.

"Termasuk mungkin ada nama baru yang kami lihat punya kedekatan apalagi punya bagian dari kader Golkar. Selama yang bersangkutan kader asli Partai Golkar tentu menjadi prioritas. Selain itu komitmen sama-sama memperjuangkan rakyat untuk partai ini," lanjut dia.

Dia menjelaskan, dalam pengusungan, Golkar sarat dengan mekanisme. Golkar itu milik kader. Keputusan akhir di DPP sebelum pendaftaran tanggal 22 Agustus mendatang.

"Jadi, kami menunggu keputusan dari DPP. Mana yang terbaik bagi Golkar dan mana terbaik bagi kader," imbuh dia. (suryadi-isak Pasa'buan/C)

  • Bagikan