MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Makassar, Prodesor Sukri Tamma menyebut persaingan perolehan suara pada perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) termasuk Pemilihan Legislatif (Pileg) akan berbeda dengan perolehan suara di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024.
Hal tersebut disampaikan Sukri yang menilai pernyataan Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung yang menargetkan Partai Golkar pada Pilkada Serentak 2024 secara nasional memenangkan 60 persen. Termasuk, Golkar Sulsel ikut ditarget menang 60 persen pada Pilkada di 24 kabupaten/kota.
"Tentu yang akan menjadi ukuran adalah keberhasilan di Pileg, karena dia duluan. Dengan asumsi bahwa sama-sama mengharapkan dukungan dari masyarakat dan yang bekerja adalah partai. Cuma memang logika yang ada pada Pileg sedikit berbeda dengan Pilkada, dengan artian bahwa kalau Pileg itu persaingan banyak sekali," ujar Sukri.
Sukri menjelaskan, dalam Pileg, ada puluhan hingga ratusan caleg dari sejumlah partai yang memperebutkan suara, sehingga suara pemilih akan terpecah. Berbeda dengan Pilkada yang hanya diikuti paling banyak lima sampai enam calon saja.
"Kalau di Sulsel ini, pasangan calon gubernur kemungkinan hanya tiga, di Pilkada karena tidak ada calon independen maka paling banyak empat atau lima pasang calon saja. Artinya suara akan terbagi, sehingga pembagian suara itu akan terpola. Itu bedanya," tutur Sukri.
Terlebih, kata sambung Sukri, jika melihat kondisi pemetaan basis suara pada Pileg dengan Pilkada, baik tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota jauh berbeda.
Sehingga target kemenangan Partai Golkar 60 persen membutuhkan kerja lebih pada Pilkada yang akan digelar.
Selain itu, lanjut dia, untuk mencapai target tersebut Partai Golkar harus betul-betul mengusung calon yang tepat. Mengingat kualitas calon yang diusung juga akan berpengaruh pada perolehan suara.
"Misalnya tidak cukup memiliki elektabilitas dibandingkan kandidat lain, ini juga kan harus dilihat dan tidak bisa di sama ratakan di daerah lain. Sehingga target itu, Golkar sebagai partai lama mendominasi Sulsel wajar kalau menargetkan. Tapi kalau kita berkaca dari indikasi yang ada pada Pileg maka Golkar harus kerja keras. Tapi kalau kita melihat di beberapa daerah Golkar memilih kandidat yang diusung adalah kandidat yang tepat, saya kira juga bisa saja target itu terpenuhi," imbuh dia. (isak Pasa'buan/C)