Gerak Lambat PDIP

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) belum memastikan figur-figur bakal calon yang akan bertarung pada pemilihan kepala daerah serentak pada 27 November 2024. Berbeda dari partai lainnya, partai berlambang banteng ini terkesan tak ingin buru-buru dalam mengeluarkan rekomendasi.

Merosotnya perolehan kursi pada Pemilu 2024 dan kekalahan jagoan pada pemilihan presiden membuat partai tak ingin gegabah menentukan calon. Proses penjaringan kandidat dari PDIP baru akan berlangsung pekan ini.

Menyambut pilkada serentak nanti, PDIP baru mengeluarkan surat tugas kepada Budiman untuk kembali maju sebagai calon bupati di Kabupaten Luwu Timur. Ketua Desk Pilkada Badan Pemenangan Pemilu PDIP Sulawesi Selatan, Risfayanti Muin mengatakan rekomendasi untuk bakal calon baik pemilihan gubernur Sulsel maupun calon di kabupaten dan kota akan segera menyusul setelah uji kelayakan dan kepatutan digelar.

"Rencananya, proses fit and proper test akan dimulai pada 6 Juni nanti," kata Risfayanti, Selasa (4/6/2024).

Menurut Risfayanti, sambil menunggu jadwal uji kelayakan dan kepatutan, pihaknya masih membuka pendaftaran untuk semua bakal calon. Meski demikian, sambung dia, PDIP tetap memprioritaskan kader yang akan diusung.

"Di PDIP kita membuka kesempatan semua figur. Tapi kalau kader berpotensi, sudah tentu prioritas," ujar dia.

Dia mengatakan pihaknya tengah menunggu surat tugas dari DPP PDIP kepada cakada lainnya. Termasuk surat tugas untuk maju Pilgub Sulsel kepada figur-figur potensial, seperti Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto yang juga kader PDIP.

Ketua Tim Penjaringan Pilkada DPC PDIP Makassar Raisuljaiz mengatakan jadwal fit and proper test bakal calon Pilwali Makassar, akan dimulai pada 9 Juni.

"Tanggal 9 bakal calon pilwali Makassar, ikut fit and proper test. Karena kab/kota lain ada yang mulai tanggal 6 nanti," ujar Rais.

Sedangkan, Tim 9 Desk Pilkada PDIP Gowa memberikan dukungan penuh kepada Wakil Bupati Gowa Abd Rauf Malaganni Karaeng Kio untuk maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gowa 2024. Apalagi Abd Rauf Malaganni merupakan salah satu kader terbaik dari PDIP Gowa. Dukungan ini pun diberikan setelah Tim 9 Desk Pilkada Partai PDIP menyerahkan formulir pendaftaran di Rumah Pribadi Wabup Gowa, di Jalan Yusuf Bauty, Kecamatan Somba Opu belum lama ini.

Dalam penyerahan formulir dihadiri langsung Ketua TIM 9 Desk Pilkada DPC PDI Perjuangan Kabupaten Gowa Arman Arhas, Wakil Ketua Tim 9 Muh Apsar dan Andi Sari Dewi. Selain itu, Ketua Tim Abd Rauf Karaeng Kio Ari Bakri Pato dan beberapa anggota, Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Gowa Muh Yusri Abadi mengatakan, Tim 9 Desk Pilkada untuk menyerahkan formulir sebagai tanda dukungan penuh kepada kader terbaik untuk maju pada kontestasi Pilkada Gowa tahun ini.

"Sebelumnya, kami sudah pernah komunikasi bahwa formulir akan kami serahkan di kediaman beliau. Sementara pengembaliannya nanti akan dilakukan oleh timnya di Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Gowa," ujar dia.

Menurut Apsar, dukungan partai kepada kader yang ingin maju sebagai calon kepala daerah mesti diberikan ruang yang sebesar-besarnya. Apalagi, Rauf adalah salah seorang kader PDI Perjuangan dan merupakan pengurus DPD PDI Perjuangan Sulawesi Selatan.

Tak hanya itu, Karaeng Kio sapaan akrab Wabup Gowa saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Politik Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Provinsi Sulawesi Selatan.

"Insyaallah kami priotaskan kader yang akan maju. Keberadaan kami itu mengingat beliau itu, kan, salah satu kader terbaik kami," kata dia.

Menanggapi sikap tenang PDIP dalam menyiapkan kandidat, Direktur Politik Profetik Institute, Asratillah mengatakan rekomendasi figur bakal calon hanya sebatas untuk mencukupkan partai koalisi dan belum bisa dipakai mendaftar di KPU.

"PDIP berhati-hati untuk mengusung figur. Jangan sampai rekomendasi dikeluarkan tapi mereka tidak bisa mencukupkan partai koalisi,” kata Asratillah.

Dia mengatakan, lambatnya PDIP menentukan jagoan merupakan imbas dari merosotnya perolehan kursi pada Pemilu 2024 dan tidak diuntungkan dalam pemilihan presiden. Asratillah melihat PDIP hanya ingin memastikan jagoan yang mereka usung dipastikan maju bersama partai koalisi.

"PDIP saya lihat ingin memastikan kader mereka bisa satu paket dalam sosialisasi dengan usungan mereka di Pilgub nanti, karena ini Pilgub dan Pilkada serentak,” kata Asratillah.

Dia mengatakan, bila usungan di pilkada dan pilgub tidak sinkron, maka akan menyulitkan sendiri PDIP dalam melakukan kerja-kerja pemenangan, khususnya dalam melakukan sosialisasi.

Asratillah mengatakan, PDIP tetap memiliki nilai jual tinggi dalam menawarkan koalisi dengan partai lain. Menurut dia, PDIP memiliki kursi di tiap tingkatan parlemen sehingga tetap memiliki posisi tawar.

Adapun pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Andi Ali Armunanto melihat PDI Perjuangan sangat berhati-hati dalam menentukan jagoan, apalagi pada pemilu dan pilpres mengalami penurunan suara dan calonnya kalah.

“Di Sulsel NasDem, Golkar, Gerindra dan PPP mampu menambah kursi. Sementara PDIP tidak mengalami perubahan signifikan, bahkan kursinya berkurang, sehingga mereka sangat hati-hati menentukan calon,” kata Andi Ali.

Menurut dia, PDIP tidak ingin mengulangi kesalahan yang dialami saat di Pemilu dan Pilpres. Itu sebabnya, kata dia, di pilkada nanti dapat menjadi momentum untuk bangkit. “Tentu PDIP ingin menjadi bagian dari pemenangan pilkada ini sehingga hati-hati dalam menentukan pilihan,” imbuh dia.

Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Endang Sari mengatakan, PDIP yang terlihat lambat merupakan bagian dari strategi partai dalam menghadapi pilkada. “Tidak bisa disamakan satu partai dengan partai lain, karena mereka memiliki strategi masing-masing dalam menghadapi Pilkada,” ujar Endang.

Dia mengatakan, pilkada serentak ini bagian dari panggung partai untuk menghadapi Pileg 2029 nanti. Jagoan siapa yang bisa menenangkan Pilkada 2024 ini maka dampaknya akan berlanjut.

“Komposisi kepala daerah akan menentukan komposisi partai ke depan untuk menghadapi pesta 2029,” kata Endang.

Endang menyebutkan jika itu juga bagian dari strategi melihat kekuatan lawan mereka. “Jadi PDIP bisa menghitung segala kemungkinan yang bisa terjadi. Bukan hanya PDIP tapi partai lain juga menghitung seperti apa komposisi calon yang akan dihadirkan nanti,” imbuh dia.

Alibi Rusdi Masse

Sementara itu, Ketua NasDem Sulsel Rusdi Masse buka suara mengenai sikap Nasdem yang memilih menjadi 'orang kedua' pada Pilgub Sulsel padahal punya 17 kursi untuk berhak mengusung pasangan calon. Alih-alih mengincar kursi gubernur, NasDem mendeklarasikan figur luar yakni Sudirman Sulaiman dan menyerahkan Fatmawati Rusdi sebagai pendamping.

Rusdi mengatakan, dirinya memilih fokus fokus membesarkan Partai NasDem di Sulsel. Hal ini, kata dia, menjadi alasan utama sehingga tidak mau ikut dalam persaingan di Pilgub Sulsel.

"Kenapa saya tidak maju Pilgub? Saya fokus dan konsentrasi membesarkan NasDem di Sulsel. Saya fokus urus partai saat ini dan akan datang," ujar Rusdi.

Menurut dia, tugas partai menjadi amanah dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan. Oleh sebab itu, meskipun peluang maju di Pilgub Sulsel sangat besar, namun tidak tergoda untuk ikut bertarung.

"Jadi, saya harus benar-benar konsen untuk bertahan. Ini jadi alasan, jadi saya urus partai saja," beber dia.

Dia menegaskan, untuk membesarkan partai di Sulsel dengan kondisi dan situasi saat ini harus butuh konsentrasi. Apalagi kini banyak tantangan yang dihadapi, belum lagi persaingan perebutan basis lumbung suara partai.

"Saya fokus urus partai, itu saja. Kira-kira kalau saya tidak urus partai, hasilnya seperti ini tidak? Kan, mempertahankan itu lebih susah daripada merebut," ucap dia.

Dia mengatakan, NasDem patut berbangga karena hasil Pileg 14 Februari lalu merebut kursi Ketua DPRD Sulsel dengan raihan 17 kursi serta mempertahankan kursi Ketua DPRD Kota Makassar dengan 8 kursi. Adapun 10 daerah menjadi pemenang dan menjadi kursi Ketua DPRD.

Dengan adanya hasil itu, mantan Bupati Sidrap itu menegaskan bahwa ini merupakan hasil kerja keras semua kader dan simpatisan partai NasDem. Ia menekankan agar soliditas dan kerjasama tetap terjaga menghadapi event Pilkada 2024.

Pilgub Sulsel 2024 akan digelar 27 November mendatang. Sejumlah parpol pun mulai percaya diri bisa mengusung kader sendiri untuk menjadi cagub maupun cawagub. Hasil Pemilu 2024 kemarin tentu jadi pertimbangan. Secara mengejutkan Partai NasDem keluar sebagai pemenang dengan memperoleh 17 kursi. Kemudian disusul Golkar yang mendapatkan 14 kursi, Gerindra 13 kursi, serta PPP dan PKB masing-masing 8 kursi. Selanjutnya ada PKS dan Demokrat yang meraih 7 kursi, PDIP 6 kursi, dan PAN 4 kursi. Sementara Hanura mendapatkan 1 kursi.

Jika melihat syarat pencalonan pilgub sulsel yakni 17 kursi, hanya NasDem yang bisa mengusung calon tanpa harus berkoalisi. Sementara parpol lain harus berkoalisi untuk menggenapkan syarat 20 persen jumlah kursi.

Dari sisi figur, kader parpol paling banyak disebut berpotensi maju di Pilgub. Mulai dari Ketua Gerindra Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras, Ilham Arief Sirajuddin (Golkar), Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan (Golkar), Wali Kota Makassar Danny Pomanto (PDIP), Bupati Lutra Indah (Golkar), Taufan Pawe (Golkar),

Sementara figur non parpol ada nama seperti mantan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman (ASS), mantan Panglima Kodam XIV Hasanuddin Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki. (suryadi-fahrullah-abu hamzah/C)

  • Bagikan

Exit mobile version