Sejumlah kandidat yang kini muncul memiliki peluang untuk menikung elektabilitas petahana, yang bahkan tidak sampai 50 persen.
Selisih elektabilitas petahana dengan para penantang cukup dekat sehingga peluang petahana dikalahkan sangat terbuka. Ideal jarak petahana dengan penantang mesti di atas 25 persen.
"Jika dibawah 25 persen, kondisinya sangat rawan apalagi elektabilitasnya jauh dibawah 50 persen. Intinya, hasil angka-angka pada hasil survei terbaru itu menunjukkan posisi petahana dalam bahaya," sambung Tri Yuda.
Ia kembali menegaskan tentu kondisi petahana yang tidak kuat membuka ruang bagi para penantang mengalahkan sang petahana, terutama dua figur yakni ATL dan AR. Terlebih, jika Pilkada Wajo 2024 berakhir dengan skenario head to head, maka peluang penantang akan semakin besar.
Menurut Tri Yuda, faktor pemicu utama mengapa posisi petahana tidak tampil kuat, dalam temuan survei PPI yakni persepsi keberhasilan dan kepuasan Amran Mahmud sebagai petahana hanya kisaran 50 persen saja.
"Ini persepsi yang tergolong rendah. Approval rating petahana jauh di bawah 70 persen, tentu akan berdampak buruk terhadap elektabilitasnya," pungkasnya. (Yadi/A)