MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kemenangan Prabowo Subianto pada pemilihan presiden, Februari lalu berefek domino pada pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak yang akan digelar 27 November mendatang.
Figur-figur potensial akan mengincar Partai Gerindra untuk dijadikan sebagai kendaraan politik dengan harapan akan mendapat bantuan dari Prabowo sebagai ketua umum partai. Infrastruktur pemenangan Prabowo-Gibran di Sulsel diharapkan dapat bekerja membantu kandidat yang diusung oleh Gerindra di daerah ini.
Di Sulawesi Selatan, meski hanya punya 13 kursi di parlemen, namun Partai Gerindra tak membuka penjaringan bakal calon gubernur. Gerindra menjadi 'seksi' sehingga figur-figur potensial kerap bermanuver untuk berebut tiket. Hingga saat ini Gerindra Sulsel belum menentukan mengusung kader internal atau melirik figur lain untuk dicalonkan.
Direktur Profetik Institute, Asratillah menilai, partai yang tidak membuka penjaringan, seperti Gerindra, merupakan strategi untuk menunjukkan bahwa partai ini punya pengaruh besar dalam pilkada serentak. Menurut dia, figur yang ingin maju dibiarkan datang untuk membangun komunikasi politik dengan para elite Gerindra, baik di tingkat provinsi maupun di tingkat pusat.
“Hampir semua calon kepala daerah melirik Partai Gerindra karena posisinya sebagai pemenang di Pilpres. Ini juga bisa menjadikan Gerindra memiliki nilai tawar tersendiri baik bagi kader internal maupun eksternal,” kata Asratillah, Kamis (6/6/2024).
Menurut dia, meski Gerindra tidak membuka penjaringan kandidat, bukan berarti partai ini menyiapkan kader mereka untuk diusung. Lebih dari itu, kata dia, Gerindra berupaya melirik figur yang lebih cocok dan layak untuk diajak bekerja sama khususnya untuk kepentingan Pemilu 2029.
Asratillah menilai, efek pilpres lalu akan terasa pada pemilihan gubernur. Apalagi di Sulsel, pasangan Prabowo-Gibran menjadi pemenang. “Jadi siapa yang mengendarai Partai Gerindra itu akan memberikan testimoni secara politik bagi kandidat untuk mengambil jejaring pemenangan Pilpres yang lalu,” imbuh dia.
“Jejaring relawan Prabowo-Gibran kemungkinan besar akan memihak kepada usungan dari Partai Gerindra,” sambung Asratillah.
Adapun pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Profesor Sukri Tamma mengatakan tidak adanya penjaringan dilakukan Gerindra bisa dipastikan karena pertimbangan pemilihan figur internal maupun eksternal.
“Gerindra percaya diri bahwa figur yang akan diusung nantinya cukup bagus untuk bersaing,” kata Sukri.
Sukri menilai, Gerindra sangat percaya diri akan didatangi oleh kandidat akibat dari kemenangan Prabowo-Gibran di Pilpres lalu.
Meski begitu, kata dia, kontestasi pilkada sangat jauh berbeda dengan pilpres.
Siapkan Kader Internal
Sementara itu, DPP Partai Gerindra menginginkan kader internal maju di Pilgub Sulsel 2024. Hal itu sesuai instruksi kepada jajaran pengurus di daerah. Wakil Ketua Gerindra Sulsel, Syawaluddin Arief membeberkan isi perintah dari DPP Gerindra kepada kader di Sulsel agar maju di pilkada serentak. Untuk Pilgub, kader yang disiapkan adalah Ketua Gerindra Sulsel, Andi Iwan Darmawan Aras.
Mengenai calon pasangan, kata Syawaluddin, DPP Gerindra memberikan kebebasan kepada Iwan Aras untuk memilih figur yang potensial. Selain itu, Iwan Aras juga diminta untuk membangun komunikasi dengan partai politik untuk diajak berkoalisi.
"DPP meminta kami berkomunikasi ke partai seperti Demokrat, PKB dan PKS. Siapa yang diusung oleh tiga partai ini, maka Gerindra akan koalisi," ujar Syawaluddin.
Adapun Iwan Aras mengatakan masih menunggu keputusan DPP mengenai pencalonan dirinya di Pilgub Sulsel. "Kami belum tentukan sikap," ujar dia.
Gerindra Sulsel, kata Iwan Aras, tidak memiliki kewenangan untuk memutuskan figur yang akan diusung karena seluruh keputusan terpusat di DPP Gerindra. "Tapi saya siap untuk maju bila diperintah oleh partai," kata Iwan Aras.
Ketua Laskar Prabowo 08 Sulawesi Selatan, Syarifuddin mengatakan tim dan relawan menginginkan agar Gerindra mengusung kader internal menjadi calon gubernur Sulsel. Adapun untuk figur calon wakil gubernur bisa diambil dari kader eksternal.
"Dan salah satu nama yang dianggap memiliki kemampuan dan dapat diterima masyarakat Sulsel adalah Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan," ujar Syarifuddin.
Dia menduga, Prabowo menghendaki kader internal untuk maju di Pilgub Sulsel 2024 sehingga dia menepis adanya wacana bahwa Gerindra mendukung salah satu figur eksternal.
"Prabowo sampaikan agar kader internal yang jadi prioritas," kata dia.
Syarifuddin mengatakan, beberapa alasan perlunya Gerindra mendorong Iwan Aras maju Pilgub Sulsel. Menurut dia, Gerindra memiliki modal 13 kursi di DPRD Sulsel, sehingga sisa empat kursi untuk dapat mengusung pasangan kandidat. Selain itu, Gerindra punya Prabowo Subianto yang terpilih menjadi presiden sehingga partai ini diminta untuk tidak menjadi penonton saja di Pilgub Sulsel.
Selain itu, kata dia, Iwan Aras punya jaringan di tingkat pusat dan daerah. Hal ini dibuktikan dengan berhasilnya Partai Gerindra berjaya di Sulsel pada Pemilu 2024.
Sementara itu, Sekretaris Gerindra Parepare, Arief Rahman mengatakan, bahwa pihaknya mendorong Iwan Aras agar maju di Pilgub 2024. "Aspirasi kader juga sangat besar kepada Iwan Aras," imbuh dia.
Ketua Bappilu Gerindra Sidrap, Syamsul Bahri mengatakan, bahwa sebagai kader Gerindra pihaknya mendukung dan mendorong Iwan Aras maju sebagai calon gubernur. Syamsul menilai Iwan Aras layak jadi calon gubernur dengan pengalamannya sebagai Ketua DPD Gerindra Sulsel, ditambah pengalaman dua periode di DPR RI. Di Senayan, Iwan Aras menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi V DPR RI dan juga sebagai Ketua Kadin Sulsel.
Dalam tiga pemilu terakhir, Iwan Aras selalu tampil sebagai pemenang di Dapil Sulsel II. Suara Andi Iwan tembus 91.739 pada Pemilu 2014, meski suara turun hingga 84.702 pada Pemilu 2019, namun tetap terpilih di Senayan. Tapi, pada Pileg 2024, Iwan Aras memperoleh 161.560 suara dan kembali terpilih menjadi Anggota DPR RI.
"Di bawah kepemimpinan Iwan Aras, Gerindra Sulsel berhasil menorehkan pencapaian gemilang. Hal itu terlihat dari pencapaian kursi di tingkat provinsi dan pusat yang meningkat pesat," ujar Syamsul.
Ketua Gerindra Kabupaten Bulukumba, Sahruni Aris menuturkan jika kader partai Gerindra secara sudah menyuarakan dukungan penuh mereka untuk mengusung Iwan Aras sebagai calon gubernur Sulsel.
"Kami ingin Iwan Aras maju di Pilgub, kami tahu kompetensi dan kemampuan beliau, apa lagi beliau telah mengantarkan Prabowo-Gibran menang banyak di Sulsel pada Pilpres," ujar dia.
Kemenangan pasangan Prabowo-Gibran yang meraih suara mayoritas di Sulsel menunjukkan popularitas dan dukungan yang signifikan dari Iwan Aras di tingkat regional.
"Para kader Gerindra di Sulsel menyatakan keyakinan mereka bahwa Iwan Aras memiliki kapasitas dan integritas yang dibutuhkan untuk memimpin provinsi ini ke arah yang lebih baik," imbuh dia.
Sebelumnya, Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerindra Sulawesi Selatan menyatakan belum pasti mengusung mantan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman (Andalan) kembali di Pilgub Sulsel 2024.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Gerindra Sulsel, Harmansyah mengatakan, Gerindra sendiri memprioritaskan kader untuk ikut bertarung. Meski tidak membuka pendaftaran, kata Harmansyah, Gerindra akan menjaring kader internal terlebih dahulu. Setelah itu Gerindra baru akan mempertimbangkan figur eksternal setelah tidak ada kader potensial yang berniat maju Pilkada.
"Kalau memang kader tidak ada yang mau maju, jadi penjaringan awalnya penjaringan kader potensial dulu. Kalau kemudian kader itu tidak berminat untuk maju baru kemudian kami melirik ke calon eksternal," ujar dia.
Sejauh ini, kata Harmansyah, Iwan Aras dianggap potensial untuk maju sebagai calon gubernur Sulsel. Iwan Aras punya kans setelah melenggang ke Senayan untuk ketiga kalinya.
Makanya, kata dia. Gerindra sampai saat ini belum melirik kader eksternal untuk diusung. Keputusan penuh akan diserahkan ke Iwan Aras apakah akan maju di Pilgub atau tidak.
Belum lama ini, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mulai menentukan arahnya menghadapi Pilkada Serentak, November 2024 mendatang. Bahkan untuk Pilgub Sulsel, PKB telah memberikan sinyal mengusung Bupati Gowa dua periode, Adnan Purichta Ichsan.
Ketua PKB Makassar, Fauzi Andi Wawo berpandangan, untuk kacamata partainya untuk figur potensial di Pilgub masih mengarah ke Adnan Purichta Ichsan. Meski demikian, PKB Sulsel masih menunggu perintah Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Untuk Pilgub Sulsel, ada kepentingan nasional di dalamnya.
"Jujur kami sampai saat ini masih meraba-raba. Kepentingan nasional itu akan bermain di Pilgub sehingga masih menunggu perintah atas," kata dia.
Ada juga disebut-sebut jurus jitu sedang dilakukan Partai Demokrat Sulsel. Dimana partai besutan Agus Harimurti Yudhoyono itu, mulai gencar mencari "sekutu" untuk bersama-sama membuat poros baru melawan jagoan yang diusung NasDem yakni Sudirman Sulaiman-Fatmawati yang diusung oleh Partai NasDem.
"Posisi Demokrat apakah ada poros baru di Pilgub? Semua masih memungkinkan. Namanya politik," kata Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ni'matullah.
Partai Demokrat Sulsel mengontrol 6 kursi di DPRD Provinsi. Untuk menggenapkan syarat usungan 17 kursi di Pilgub, butuh kawan koalisi dari tiga atau empat partai.
Ni'matullah mengaku masih melakukan komunikasi lintas partai, selain itu akan mencari sosok figur bisa diandalkan. Apalagi saat ini semua partai masih melakukan penjaringan pendaftaran di tingkat provinsi dan kabupaten-kota.
"Tetapi, tergantung kandidatnya, kalau tidak mau diusung kita untuk apa. Jadi kalau saya semua kemungkinan ada (poros baru), ini politik, semua ada," ujar dia.
Dia memprediksi, dalam perhelatan Pilgub Sulsel 2024 yang digelar 27 November mendatang diperkirakan akan diikuti dua sampai tiga pasangan calon, meskipun diakui potensi head to head masih memungkinkan terjadi.
Sementara itu, Sukri Tamma menilai, lawan Sudirman-Fatmawati dalam Pilgub Sulsel bisa leluasa menciptakan langkah dan strategi mengejutkan. "Terlebih peta politik petahana dan mantan wakil wali kota Makassar ini sudah terbaca. Yang menjadi kelemahan adalah lebih cepat diumumkan artinya bahwa calon lawan lebih cepat dan bisa membaca langkah apa yang mereka ambil untuk melawan," ujar Sukri.
Paket yang belum deklarasikan diri, bisa mematangkan konsep strategi mereka dalam Pilgub Sulsel pada 27 November 2024 yang tinggal beberapa bulan lagi.
"Tentu mereka (lawan) lebih matang dan berhati-hati dan siap maju dalam kontestasi Pilkada 2024 nanti, dibandingkan sebelum muncul paket itu," kata dia.
Meski begitu, Sukri Tamma tetap mengakui keputusan yang diambil oleh NasDem tetap memiliki kelebihan, karena langkah yang diambil memperkenalkan pasangannya lebih awal adalah kemajuan dalam politik Indonesia. Ini bisa dibilang kemajuan dalam politik di Indonesia, khususnya di Sulsel karena keputusan diumumkan lebih awal yang dilakukan NasDem.
"Sementara kandidat yang lain masih mencari partai dan kecocokan itu mungkin kelebihannya," ucap Sukri. (suryadi-fahrullah/C)