MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu (PP IPMIL) sukses melaksanakan Forum Group Discussion dengan mengangkat tema "Meneropong Masa Depan Kabupaten Luwu: Ekonomi Politik dan Krisis Lingkungan".
Raynal Tri Ahmad selaku Ketua Bidang Kehutanan dan Lingkungan Hidup PP IPMIL mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini diadakan sebagai upaya menyikapi kondisi di Kabupaten Luwu saat ini.
"Melihat realitas sosial yang terjadi saat ini dengan melihat kebijakan ekonomi pemerintah yang mengarahkan Kabupaten Luwu menuju daerah industrialisasi dalam hal ini dengan hadirnya industri pertambangan di Kabupaten Luwu," ujarnya, Selasa (11/6/2024).
Dia menegaskan hal ini harus dicegal sebab kehadiran industri pertambangan akan menyisahkan Dampak Lingkungan Hidup.
Olehnya, pihajnya mengkritik keras dan menyoal ucapan Mensos yang ingin merelokasi masyarakat Latimojong ke tempat lain, itu bukan solusi melainkan bentuk lain dari pengusiran dan dukungan terhadap aktivitas pertambangan tanpa memandang aspek lingkungan dan keberlanjutan hidup masyarakat.
"Mestinya dengan adanya bencana alam, seluruh Industri Pertambangan yang bercokol di Kabupaten Luwu mesti di cek kembali menyoal IUP dan AMDAL-nya," katanya.
Solusi yang di tawarkan adalah menjadikan Latimojong sebagai kawasan Konservasi, sebagai upaya menjaga stabilitas keberlanjutan.
"Dimana eberlangsungan dan keselamatan hidup jangka panjang masyarakat di kabupaten Luwu," sebutnya.
Sedangkan, Jarji Zaidan Selaku Ketua panitia dalam kegiatan ini menambahkan, kehadiran industri pertambangan dikabupaten harus di cegal secepat mungkin, sebab kehadiran industri pertambangan akan menyisahkan beberapa dampak negatif. Mulai dari dampak ekologis, ekonomi, dan dampak sosial.
"Dampak ekologis dengan hadirnya industri pertambangan akan menghendaki pembukaan hutan secara besar-besaran yang berdampak terhadap keberlangsungan hidup flaura dan fauna serta berpotensi terhadap terjadinya benca alam," bebernya.
Kemudian dampak ekonomi dengan hadirnya industri pertambangan akan mempengaruhi aktifitas ekonomi masyarakat petani yang diakibatkan oleh limbah dari industri pertambangan tersebut yang merusak faktor produski masyarakat petani seperti terjadinya kerusakan air dan tanah.
"Dampak sosial dengan hadirnya industri pertambangan akan menyisahkan konflik sosial dalam hal ini berpotensi terjadinya konflik agraria diakibatkan oleh perampasan tanah masyarakat," tururnya.
Terakhir dia mengatakan bahwa gerakan ini akan terus berlanjut dan menghimbau kepada seluruh mahasiswa dan masyarakat untuk sama-sama bergabung dalam gerakan ini sehingga nantinya menjadi gerakan kolektif.
"Sebab yang paling penting adalah menyoal keamanan dan keselamatan masyarakat," tegasnya. (Yadi/A)