TORAJA UTARA, RAKYATSULSEL - Mantan anggota DPR RI, Jacobus Kamarlo Mayongpadang mengungkit kisah perjalanan hidupnya bersama dengan kandidat bakal calon gubernur Sulsel, Dr Ilham Arief Sirajuddin (IAS).
Politikus yang dikenal sederhana dan teguh memegang prinsip itu mengungkap penyebab mantan wali kota Makassar 2004-2014 itu begitu disukai mayoritas masyarakat Toraja.
"Izinkan saya menyampaikan kepada bapak ibu bahwa sosok Pak Ilham ini tulus hati kepada orang Toraja," kata Jacobus di hadapan ribuan tokoh yang berbaur dengan warga Toraja, di sela upacara Rambu Solo almarhumah Alberthina Gau Rombelayuk, di Passurasan, Nanggala, Toraja Utara, Rabu, (12/6/2024).
Mantan Sekertaris Fraksi PDI Perjuangan DPR RI 2004-2009 yang akrab disapa Kobu itu melanjutkan, salah satu poin kehangatan hubungan IAS dengan masyarakat Toraja di Makassar terukir dalam sejumlah peristiwa.
Tapi yang paling hangat, kata dia, saat IAS begitu tegas menengahi konflik pembangunan Gereja di Tamalanrea dan potensi keributan antarsuku di Sudiang, Kecamatan Biringkanaya.
"Karena alasan ketulusan hati Pak Ilham bisa menjadi pemimpin semua golongan itulah saya memutuskan akan selalu bersedia mendukung Pak Ilham," tambah Kobu
Salah satu dukungan nyata Kobu pada Ilham adalah proses awal reklamasi Pantai Losari, 2005 lalu. Proyek mercusuar IAS sebagai wali kota Makassar itu mendapat bantuan Rp17 Miliar dari APBN lewat perjuangan Kobu.
"Syukurlah, meski sudah berhasil menggolkan anggaran itu, kami tidak sekalipun menemui wali kota untuk menyampqikan bahwa kami yang mengurus anggaran itu. Apalagi, mau berharap ada imbal balik dari pengurusan itu. Tidak sepeserpun," kata Kobu.
Mantan anggota DPD RI asal Sulsel itu lalu menjelaskan, bahwa di pilgub Sulsel mendatang, akan ada beragam karakter calon gubernur yang akan menyapa warga Toraja.
"Ada yang bagus saat berjanji saja, ada yang terkesan terlalu membeda-bedakan golongan dan kelompok. Tapi Pak Ilham ini sosok yang saat berjanji mampu dia buktikan, dan pemimpin yang bisa berdiri di atas semua golongan," tegasnya lagi.
IAS dan Kobu hanya dua di antara deretan tokoh yang ikut hadir Rambu Solo tersebut. Juga terlihat calon wakil bupati Toraja Utara, Marthen Rante Tondok.
IAS hadir di rambu solo yang berlangsung sejak 1 Juni dan akan berakhir 16 Juni itu, ditemani sejumlah kerabat dekat dan rombongan pengurus dan anggota KBPP Polri Tana Toraja.
Putra almarhumah Alberthina Gau Rombelayuk, Braide Allorante, ikut menjelaskan karakter IAS yang sedari kecil sudah terbiasa dengan iklim keberagaman dan toleransi.
"Kami berteman sejak kecil. Orang tua kami yang sama-sama polisi, sudah layaknya keluarga. Bahkan, ibu saya almarhumah sudah menganggap Pak Ilham sebagai anak sendiri," terang Braide saat menyambut kedatangan IAS dan rombongan.
Salah satu perekat hubungan itu karena saat orang tua IAS, H Arief Sirajuddin menjabat Bupati Gowa (1976-1984), ayah Braide adalah Kapolres Gowa saat itu.
"Makanya, kami saksi bahwa soal prinsip keberagaman dan toleransi itu sudah menjadi bagian hidup Ilham sedari kecil," tambah Braide.
Usai santap siang bersama sejumlah tokoh di acara Rambu Solo itu, IAS menyampaikan salam hormat dari keluarga besarnya untuk keluarga besar almarhumah Alberthina.
"Salam dari keluarga besar kami. Kehadiran saya mewakili rasa belasungkawa keluarga besar kami," tegas IAS yang sempat masuk nominasi wali kota terbaik dunia di tahun 2014 versi worldmayor.com.
Sosok yang dikenal luas dengan tagline GubernurKu itu memang punya kedekatan khusus dengan masyarakat Toraja. Seperti diketahui, selain dikenal luas sebagai orang Bone-Enrekang, IAS juga punya darah Toraja yang sangat kental.
Leluhur IAS, Puang Rondo-rondo alias Puang Sondong merupakan salah satu mantan ketua adat masyarakat Toraja. Garis keturunan itu mengalir dari jalur ibunya, St Djohra. IAS diketahui adalah keturunan ketiga dari Puang Rondorondo di Batu Allu. (*)