TANA TORAJA, RAKYATSULSEL - Polri selalu hadir di tengah masyarakat untuk beri rasa aman, dimana setiap kegiatan kemasyarakatan Polri wajib memberikan keamanan dan kenyamanan sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai dengan harapan masyarakat.
Salah satunya kegiatan adat yakni upacara rambu solo (ritual acara kematian) yang merupakan salah budaya masyarakat Tana Toraja yang sangat membutuhkan kehadiran Polri untuk membantu kelancaran kegiatan.
Seperti yang dilakukan personil Polres Tana Toraja (Tator) di upacara rambu solo alm. Marthen Linggi Allo, di Dusun Ukka Lembang Tapparan Utara, Kecamatan Rantetayo, Kabupaten Tana Toraja, Selasa, 18 Juni 2024.
Menurut Kapolres Tana Toraja AKBP Malpa Malacoppo, kepada media mengungkapkan bahwa dalam acara kesemasyarakatan dalam hal ini acara adat seperti dalam rangkaian kegiatan rambu solo sangat
perlunya kehadiran Polri pada U untuk beri layanan keamanan agar berjalan aman dan lancar.
"Perlu kita ketahui upacara Kematian di Kabupaten Tana Toraja merupakan pemakaman adat Toraja sebagai bentuk penghormatan terakhir pada orang yang telah meninggal," ungkap Malpa.
Lebih lanjut dikatakan Malpa bahwa upacara kematian di Toraja yang sebagian besar diselenggarakan pada musim liburan seperti saat ini, sehingga puncaknya menghadirkan keluarga jauh maupun dekat serta masyarakat sekitar maupun juga wisatawan luar Toraja dan internasional yang berjumlah hingga ribuan dengan beberapa rangkaian adat untuk dilalui dan disaksikan.
"Disinilah perlunya kehadiran personil kami untuk beri rasa aman dengan kegiatan pengaturan lalu lintas dan beri himbauan - himbauan kamtibmas selama prosesinya agar berjalan aman, tertib dan lancar ," ujar Malpa.
Ditambahkkannya bahwa perlunya menjaga salah satu budaya Toraja yang sudah terkenal hingga mancanegara oleh semua unsur terkait baik Polri dalam menjaga keamanan, TNI, Pemerintah Daerah dan elemen masyarakat Toraja dengan mengedepankan sisi kearifan budaya lokal masyarakat Toraja. (Cherly)
