MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sekitar 18 Bakal calon Kepala Daerah (Cakada) yang telah mengantongi rekomendasi NasDem merapat ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI), padahal partai besutan Kaesang Pangarep tersebut tidak memiliki kursi. Sehingga dipastikan jagoan NasDem ini meminta restu ke Joko Widodo melalui partai putranya, Kaesang Pangarep.
Mereka adalah Syaharuddin Alrif - Nurkanaah (Sidrap), Arham Basmin Mattayang- Rahmat (Luwu), Ady Ansar (Selayar), Arum Spink (Bulukumba), Tasming Hamid (parepare), Muzayyin Arif- Andi Ikhsan Hamid (Sinjai), Ilham Syah Azikin- Nurkanita Kahfi (Bantaeng), Chaidir Syam-Suhartina Bohari (Maros) dan Muh Yusran Lologau- Abd Rahman Assegaf (pangkep).
Selanjutnya Andi Irwan Hamid - Sudirman Bungi (Pinrang), Muh Yusuf - Andi Tenri Liwang La Tinro (Enrekang), Irwan Bachri Syam - Puspawati (Luwu Timur), Hj Ulfah Nurul Huda - Mudassir Hasri Gani (Barru), Andi Rosman - Baso Rahmanuddin (Wajo), Paris Yasir - Muh Islam Iskandar (jeneponto), Muhammad Firdaus (Takalar), Nicodemus Biringkanae- Darma Lelepadang (tana toraja) dan Farid Kasim Judas - Hj Nurhaenih (Palopo).
Direktur Politik Profetik Institute, Asratillah mengatakan jika jagoan NasDem tersebut bisa dilihat sebagai gimmick politik untuk mendapatkan dukungan politik dari Gerbong politik Jokowi.
“Karena biar bagaimanapun yang menjadi ketua PSI adalah putra pak Jokowi, mas Kaesang. Jadi ini bukan mencukupkan kursi atau tidak. Tapi ini bagian memperlihatkan ke publik NasDem dan Jokowi memiliki keterkaitan erat terkait Pilkada di Sulsel,” kata Asratillah.
Asratillah juga menyebutkan jika ini juga bisa dikaitkan dengan Pilgub, karena sampai saat ini paket NasDem Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi belum mendapatkan rekomendasi DPP. Apalagi Gerindra akan menjagokan kader sendirinya Andi Iwan Darmawan Aras.
“Jadi bisa saja, gerbong Prabowo belum pasti memberikan dukungan kepada usungan NasDem (Andi Sudirman-Fatma). Bisa saja untuk memperkuat posisi NasDem dalam hal Pilgub dan tidak bisa menarik gerbong Prabowo berarti dia harus mengambil gerbong hati politik Jokowi, simbolnya itu ada di PSI,” bebernya.
Untuk kekuatan PSI di Sulsel, Asratillah menyebutkan masih perlu diuji, karena dari 24 Kabupaten/kota PSI hanya meraih kursi di Toraja Utara, sementara daerah lain tidak memiliki kursi.
“Kalau saya lihat masih lemah, karena tolak ukur kekuatan sebuah partai itu perolehan kursi. Dan Perolehan Kursi PSI itu hanya ada di Toraja Utara saja dan itu pertanda jika PSI belum terlalu diterima di Sulsel,” tutupnya. (Fahrullah/B)