BONE, RAKYATSULSEL - Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Sulawesi Selatan (Sulsel) meninjau lokasi budidaya pisang cavendish di Kecamatan Mare, Kabupaten Bone yang akan panen perdana pada awal Agustus mendatang. Kapolda Sulsel bersama Pangdam XIV Hasanuddin menjadikan pisang cavendish sebagai produk unggulan Sulsel.
"Kami sepakat dengan bapak Pangdam akan menjadikan ini (pisang cavendish) produk unggulan ketahanan pangan Sulsel. Saya mencoba mengkaji memang Sulsel ini hebat dari dulu, luar biasa, sampai sekarang lumbung padi nasional," ujar Kapolda Sulsel Irjen Andi Rian R Djajadi saat sambutan, Rabu (19/6/2024).
Rombongan Forkopimda Sulsel meninjau pusat budidaya pisang di Dusun Cenrana, Desa Tellongeng, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone pada Rabu (19/6) sekitar pukul 10.00 Wita. Acara tersebut dihadiri Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen Bobby Rinal Makmun, Panglima Divisi Infanteri (Pangdivif) 3 Kostrad Maujen Bangun Nawoko, dan Komandan Lantamal VI (Danlantamal VI) Makassar Brigadir Jenderal TNI (Mar) Andi Rahmat M.
Irjen Andi Rian mengatakan, kehadirannya di lokasi budidaya pisang untuk memastikan bisa panen perdana pada awal Agustus mendatang. Bahkan dia berencana akan mengundang Kapolri dan Panglima TNI untuk hadir di Bone.
"Di awal masa saya ditugaskan bersama Pak Bahtiar dan Pak Pangdam memilih pisang cavendish karena tanaman ini punya daya ungkit yang begitu cepat untuk menambah ekonomi masyarakat. Kehadiran kami hari ini untuk memastikan 200 hektare ini akan bisa panen di awal Agustus nanti. Kalau memang bisa dipanen 80 persen, saya akan undang Bapak Kapolri dan Bapak Panglima TNI," katanya.
Dia membandingkan dengan produksi gabah yang harganya ditentukan harga eceran tertinggi (HET). Begitu harganya melebihi HET akan diintervensi pemerintah dengan subsidi.
"Tapi, sayangnya subsidi tidak jatuh ke petani, jatuhnya ke pengusaha. Kapan kayanya ini petani kita. Makanya kami di Sulsel melihat karena begitu luas lahan kita dorong produktivitasnya untuk program pisang cavendish," bebernya.
"Satu hektare pisang cavendish modalnya dari pembibitan, tanam, pemupukan, perawatan sampai panen Rp 100 juta. 7 bulan kemudian, harga panen kita kunci Rp 6.000 per kg dan rata-rata Rp 200 juta sekali panen, jadi petani langsung untung Rp 100 juta setiap panen," sambung Irjen Andi Rian.
Irjen Andi Rian menambahkan, TNI dan Polri akan mengawal pisang cavendish ini. Selain itu sudah disampaikan ke pengusaha untuk mengunci harga di Rp 6.000 per kg.
"Kami sepakat TNI/Polri akan mengawal ini, karena kita lihat Sulsel ini sudah puluhan tahun menjadi lumbung pangan, tetapi petaninya tidak kaya-kaya. Nanti kita coba ubah, selain dia menghasilkan dari program pangan padi, pisang cavendish juga bisa menambah ekonomi saudara-saudara kita, dan saya minta ke pengusaha ini agar mengunci harga. Jadi seluruh petani yang bekerja menanam pisang ini diikat kontrak," jelasnya.