MAKASSAR, RAKYATSULSEL -- Sulawesi Selatan (Sulsel) dikenal sebagai salah satu daerah yang memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Namun, sayangnya terdapat sekitar 4 juta hektare lahan yang tidak produktif di wilayah ini. Kondisi ini memicu Pangdam dan Kapolda Sulsel untuk mendorong masyarakat agar memanfaatkan lahan tidur tersebut.
Mereka mengajak warga Sulsel untuk mulai menanam tanaman hortikultura seperti sayur-sayuran dan buah-buahan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat lokal serta memaksimalkan potensi agraris yang dimiliki Sulsel.
Dengan adanya dorongan dari para pemimpin daerah ini, diharapkan lahan-lahan tidur tersebut bisa diubah menjadi lahan produktif yang memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan perekonomian daerah.
"Saya itu pengen di Sulawesi Selatan itu beraneka macam produk perkebunan dan perikanan," ujar Pangdam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Bobby Rinal Makmum, saat meninjau tanaman holtikultura di Kabupaten Bone, Rabu (19/6/2024) lalu.
Jenderal bintang dua TNI AD ini, hadir di 'Bumi Arung Palakka' bersama Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi, dan Pangdivif 3 Kostrad Mayjen TNI Bangun Nawoko serta Danlantamal VI Brigjen TNI (Mar) Andi Rahmat.
Kehadiran pejabat Forkopimda Sulsel tersebut untuk meninjau lahan tidak produktif yang telah dikonversi menjadi lahan holtikultura. Lokasi tepatnya di Dusun Cenrana, Desa Tellongeng, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone.
Total ada 200 hektare lahan tidur yang disulap menjadi lahan produktif dengan tanaman holtikultura yang salah satunya adalah pisang cavendish.
Menurutnya, dengan aneka ragam tanaman perkebunan dan perikanan, maka masyarakat Sulawesi Selatan akan semakin produktif.
"Semakin banyak macamnya, semakin banyak orang akan terbantu," jelasnya Mayjen TNI Bobby Rinal Makmum.
Sementara itu, Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian mengatakan, budidaya pisang cavendish itu merupakan bentuk pemanfaatan lahan tidak produktif atau lahan tidur menjadi lahan yang bermanfaat. Bukan mengkonversi lawan persawahan yang ada selama ini
Sebab kata dia, ada sekitar 4 juta hektare lahan tidak produktif di Sulsel yang belum termanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat selain padi.
Tujuannya, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat petani dan sebagai bentuk upaya ketahanan pangan.
"Kami sepakat dengan bapak Pangdam akan menjadikan ini (pisang cavendish) sebagai salah satu produk unggulan ketahanan pangan Sulsel," kata mantan Kapolda Kalsel ini saat sambutan.
"Saya mencoba mengkaji memang Sulsel ini hebat dari dulu, luar biasa, sampai sekarang lumbung padi nasional, dan masih banyak potensi tanaman holtikultura lain yang belum dimaksimalkan” ujarnya menambahkan.
Di hadapan awak media, Alumni Akpol 1991 ini, juga mengatakan, kehadirannya di lokasi budidaya pisang untuk memastikan bisa panen perdana pada awal Agustus mendatang.
Bahkan, mantan Dirtipidum Mabes Polri ini, berencana akan mengundang Kapolri dan Panglima TNI untuk hadir di Bone.
"Kehadiran kami hari ini untuk memastikan 200 hektare tidak produktif ini, akan bisa panen di awal Agustus nanti. Kalau memang bisa dipanen 80 persen, saya akan undang Bapak Kapolri dan Bapak Panglima TNI," katanya.
Di mata Andi Rian yang juga putra daerah Sulawesi Selatan, apa yang dicanangkan PJ Gubernur sebelumnya, Bahtiar Baharuddin ini adalah langkah produktif memajukan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Dirinya pun membandingkan dengan produksi gabah yang harganya ditentukan harga eceran tertinggi (HET). Begitu harganya melebihi HET akan diintervensi pemerintah dengan subsidi.
"Makanya kami di Sulsel melihat karena begitu luas lahan tidur selain lawan persawahan, kita dorong produktivitasnya salah satunya untuk program pisang cavendish," terang Andi Rian.
Satu hektare pisang cavendish kata Andi Rian, modalnya dari pembibitan, tanam, pemupukan, perawatan sampai panen Rp 100 juta.
"7 bulan kemudian, harga panen kita kunci Rp 6.000 per kg dan rata-rata Rp 200 juta sekali panen, jadi petani langsung untung Rp 100 juta setiap panen," jelasnya.
Adapun budidaya pisang cavendish di Bone ditanam di atas lahan seluas 200 hektar, Dusun Cenrana, Desa Tellongeng, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone.
Lahan yang dipergunakan untuk budidaya pisang cavendish saat ini bukan mengkonversi lahan persawahan tapi lahan milik PTPN XIV yang bekerjasama dengan PT CAP (Citra Agri Pratama), mempekerjakan masyarakat petani melalui dukungan pembiayaan KUR (Kredit Usaha Rakyat).
Oleh karenanya, dalam kunjungan tersebut, Forkopimda Sulsel mengajak turut serta Pimpinan Wilayah BRI Sulsel, Hendra Winata guna menyaksikan program unggulan ketahanan pangan tersebut secara langsung dengan harapan penyaluran KUR kepada masyarakat dapat dimaksimalkan. (Isak/B)