MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pakar politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Sukri Tamma menilai dengan masifnya baliho Ketua Gerindra Sulsel, Andi Iwan Darmawan Aras (AIA) itu makin menegaskan bahwa Gerindra mendorong kader sendiri. AIA sendiri dinilai memiliki modal untuk bertarung.
Menurut Sukri, Gerindra mendorong AIA maju Pilgub tentu tidak didasari semangat coba-coba, tentu ada dasarnya. Pertama, karena AIA adalah anggota DPR RI yang kembali terpilih dengan suara yang sangat tinggi.
Itu modal yang sangat besar bagi AIA, karena basis dukungan jelas ada. Kedua, sebagai tokoh legislatif, tentu sudah melakukan banyak hal untuk Sulsel. Sehingga itu menjadi cap AIA dikenal masyarakat. Ketiga, AIA punya mesin partai.
"Ketika AIA maju pasti mesin partai Gerindra akan bergerak untuk memenangkan," katanya.
Apalagi Gerindra merupakan pemenang ketiga di Sulsel. Sehingga itu menjadi modal besar, meskipun masih perlu partai lain untuk berkoalisi.
Namun, untuk saat ini, AIA dinilai memang menjadi salah satu kandidat alternatif yang sangat baik. Sebab dia punya basis dukungan yang rill. Kemudian ia mewakili salah satu tradisi pemilih, yaitu bugis. Kemudian AIA punya partai.
"Karena kandidat lain mungkin banyak bagus tapi tidak punya partai. Sementara dia kader tulen," lanjutnya.
Ditambah lagi, pergerakan AIA saat ini terlihat sudah sangat masif. Ia menemui hampir semua kandidat. Sehingga, jika tidak ada kebijakan lain Gerindra dan AIA tidak melakukan 'blunder politik' menuju pilgub, maka wacana memajukannya bisa saja terwujud.
"Sisa berpasangan dengan siapa dan berkoalisi dengan partai apa," terangnya.
Dari segi peluang, AIA dinilai sangat besar. Apalagi Gerindra sebagai partai pemenang Pilpres 2024 dan ketua umumnya adalah presiden terpilih.
"Karena tentu sebagai pemenang ingin partainya punya pengaruh sampai ke masyarakat ke bawah sampai ke semua level," imbuhnya.
AIA juga sangat potensi disupport jaringan pengusaha. Apalagi ia sebagai ketua Kadin Sulsel. Sehingga, AIA punya modal besar untuk bertarung. Termasuk sokongan finansial.
"Jarian beliau sangat besar. Politiknya iya, sosialnya iya, dalam konteks profesional juga iya. Jadi memang punya modal. Tinggal bagaimana modal itu dikelola dan digabung dengan siapa untuk jadi lebih besar untuk saling melengkapi," jelasnya. (Fahrullah/B)