MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Lembaga Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) baru-baru ini mengadakan survei di Kota Makassar. Dari hasil rilis, periode survei dimulai pada tanggal 7 Juni-14 Juni 2024 lalu.
Dalam hasil survei tersebut, nama bakal Calon Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin menempati urutan tertinggi dibanding figur lainnya yang merupakan rival di Pilwali 2024.
Juru Bicara pemenangan Appi, Andi Taufiq Aris atau akrab dipanggil Ata mengomentari hasil survei SMRC tersebut. Menurutnya, Munafri Arifuddin memiliki momentum baik dalam Pilkada Kota Makassar.
Atta yakin hasil positif yang didapatkan Appi cermin akan kepercayaan dan harapan masyarakat Makassar terhadap kepemimpinan Munafri Arifuddin.
"Elektabilitas dan popularitas yang tinggi menunjukkan bahwa tingkat peneriman beliau terhadap warga sangat baik. Ini bukti kepercayaan masyarakat ke pak Appi," ujarnya, saat dimintai tanggapan, Senin (24/6/2024).
Dalam surveinya, SMRC mengungkap elektabilitas atau keterpilihan nama-nama kandididat Calon Walikota Makassar. Fokus survei tersebut melakukan uji skenario terhadap beberapa nama kandidat calon Walikota Makassar Tahun 2024.
Skenario pertama, jika Pilkada Makassar diikuti oleh Empat kandidat. Kemudian skenario kedua dengan Tiga kandidat dan Skenario terakhir yaitu head to head atau 2 nama kanidat. Hasilnya, Munafri Arifuddin berhasil mengungguli semua kandidat dengan cukup signifikan di semua skenario tersebut.
Salah satu skenario yang dianggap kemungkinan besar akan terjadi yaitu uji 4 nama Kandidat Calon Walikota Makassar. Nama yang dimaksud yaitu Ketua DPD II Partai Golkar Kota Makassar, Munafri Arifuddin.
Kemudian juga ada nama istri Wali kota Makassar yakni Indira Yusuf Ismail. Selanjutnya, Pengusaha yang juga pernah mencalonkan diri sebagai Walikota pada Pilkada 2013 lalu, Rusdin Abdullah. Terakhir, mantan Bupati Sinjai, Andi Seto Ghadista Asapa.
Hasilnya, Munafri Arifuddin mendapatkan 35,5%. Kemudian disusul Indira Yusuf Ismail dengan 26,3%. Selanjutnya Andi Seto Ghadista Asapa 10,9% dan Rusdin Abdullah 8,4%.
Sisanya belum menentukan pilihan, dengan menjawab tidak tahu atau menjawab 18,9%.
Skenario selanjutnya SMRC melakukan pengujian dengan 3 nama kandidat. Hasilnya, jika Munafri Arifuddin, Indira Yusuf Ismail dan Andi Seto Ghadista Asapa diuji hasilnya.
Munafri memperoleh 40,2%, kemudian Indira Yusuf Ismail 28,7% dan terakhir Andi Seto Shadista Asapa meraih 11,9%. Sisanya Tidak Tahu Tidak Jawab 19.2%.
Kemudian jika nama Indira Yusuf Ismail tidak diikutkan dalam skenario dan digantikan dengan nama Rusdin Abdullah. Maka hasilnya, Munafri Arifuddin unggul telak 49.9%, Rusdin Abdullah 13.9% dan Andi Seto Ghadista Asapa 13,7%. Sisanya 22,5% Tidak menentukan pilihan.
Skenario selanjutnya, yaitu dengan menguji Dua nama kandidat atau head to head. Pertama, mengikutkan nama Munafri Arifuddin dan Indira Yusuf Ismail. Hasilnya, Gap antara keduanya sangat signifikan yaitu terpaut 16,2%.
Munafri keluar sebagai pemenang dengan 47,9%. Dibandingkan Indira Yusuf Ismail dengan perolehan 31,7%. Adapun yang belum menentukan pilihan 20,3%.
Hasil yang hampir sama saat Munafri diujikan dengan kandidat lain. Dengan Andi Seto Ghadista Asapa, Munafri Memperoleh 56,3% sendangkan Andi Seto hanya 19,8% dan 23,9% Tidak Tahu/Tidak jawab.
Begitu juga jika diuji dengan nama Rusdin Abdullah. Hasilnya. Munafri Arifuddin memperoleh 60,1% sedangkan Rusdin Abdullah 17,3 Persen dan sisanya tidak tahu atau tidak jawab 22,7%.
Menanggapi hal ini, Akademisi Universitas Hasanuddin, Dr Rahmat Muhammad, M.Si. turut mengomentari survei ini. Menurutnya kedekatan emosional dengan pemilih adalah faktor penting dimiliki oleh kandidat.
"Tingginya elektabilitas mengindikasikan bahwa kandidat berhasil membangun koneksi emosional dengan pemilih, hal yang sangat penting dalam kontestasi politik lokal," ungkap Dosen yang juga Kepala Prodi S3 Sosiologi Fisip Unhas.
Diketahui, survei dilakukan terhadap 410 orang dengan toleransi kesalahan (margin of error) ±5% dan tingkat kepercayaan 95%.
Responden yang ditanyakan merupakan wajib pilih Kota Makassar, yakni yang berumur 17 keatas atau sudah menikah. Sampel dipilih menggunakan metode multi stage random sampling dengan jumlah proporsional. (Suryadi/B)