Kemudahan Akses Permodalan, Kementan Dorong Penumbuhan Wirausaha Tani Bantaeng

  • Bagikan
MAF edisi tani akur yang dilaksanakan secara hybrid daring dan luring dengan tema dukungan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dan CSR Daerah terhadap permodalan petani muda pada rabu, 26 Juni 2024 di BPP Lamalaka Kabupaten Bantaeng

GOWA, RAKYATSULSEL - Dalam melakukan peningkatan kapasitas dan usaha petani muda Indonesia, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) telah merancang berbagai program, Kamis (27/6/2024).

Program tersebut seperti pendidikan vokasi, pelatihan vokasi, penumbuhan wirausahawan muda pertanian (PWMP), Youth Entrepreneurship and Employment Support Services(YESS), serta Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA).

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam berbagai kesempatan mengarahkan khususnya anak muda Indonesia untuk terlibat dalam dunia pertanian.

"Keterlibatan petani muda dalam pembangunan sektor pertanian Indonesia dapat menjadi faktor dalam keberlangsungan pangan nasional, untuk itu petani muda harus menjadi contoh kepada petani lainnya", tegasnya.

Mentan Amran juga mendorong petani-petani di Indonesia untuk menggunakan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai sumber pendanaan bagi usaha pertanian mereka.

Amran percaya bahwa pencapaian KUR oleh petani milenial akan memberikan dukungan penting dalam perkembangan pertanian yang modern dan mandiri.

Sejalan dengan hal tersebut, Plt. Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, meyakini bahwa strategi program KUR merupakan langkah yang tepat untuk mendukung perkembangan wirausaha muda sektor pertanian.

Dia meyakini bahwa program ini memiliki potensi besar dalam menjawab tantangan yang dihadapi dalam pembangunan pertanian kita.

Program Petani akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) memang merupakan inisiatif dari Pemerintah untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi pelaku usaha pertanian skala mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui lembaga keuangan dengan jaminan yang disediakan.

Melalui Program YESS, Kementan telah memfasilitasi dan melakukan pendampingan usaha petani millennial dari hulu sampai dengan hilir. Selain itu Program YESS juga menfasilitasi petani millenial, dengan cara menghubungkan dengan para stakeholder termasuk permodalan dan perbankan.

Upaya tersebut terungkap dalam salah satu Milenial Agricultural Forum (MAF) edisi tani akur yang dilaksanakan secara hybrid daring dan luring dengan tema dukungan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dan CSR Daerah terhadap permodalan petani muda pada rabu, 26 Juni 2024 bertempat di BPP Lamalaka Kabupaten Bantaeng.

Forum tersebut menghadirkan semua stakeholder terkait yang dapat mendukung program usaha dan permodalan petani seperti Nursalam Abd Gani dari Bank Sulselbar, Imran sebagai offtaker kakao, Syamsir sebagai petani local champion dan Hasni Hakim dari BPP Lamalaka serta peserta lainnya dari berbagai wilayah.

Selain itu forum juga menghadirkan langsung Sekretaris Daerah Kabupaten Bantaeng Muh. Rivai Nur sebagai ketua TPAKAD Bantaeng beserta Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng.

Idha Widi Arsanti, selaku Kepala Pusat Pendidikan Pertanian yang turut bergabung dalam forum tersebut menyampaikan bahwa saat ini Pusat Pendidikan Pertanian yang berada di bawah Kementerian pertanian bersama program YESS terus bergerak mendorong anak-anak muda Indonesia untuk mau terjun bekerja di berbagai bidang sektor pertanian.

Menurut Idha perjalanan panjang program YESS di Bantaeng sangat baik dan mengalami progress keberhasilan yang bagus.

Hal tersebut, kata dia karena pemerintah Kabupaten Bantaeng sangat responsif. Misalnya Ketika IFAD mempersyaratkan untuk melibatkan 50% perempuan dalam programnya, Bantaeng adalah Kabupaten pertama yg pertama yg memenuhinya.

Kegiatan forum seperti ini menurut Idha adalah bagian penting dalam membangun penumbuhan komunitas usaha bisnis Pertanian.

“Banyak pemuda tani sdh cukup kuat mengelola usahanya, hanya belum baik dalam perencanaan dan pengelolaan administrasi maupun dukungan keuangan. Maka rekan-rekan di daerah sangat butuh pertemuan fisik seperti forum ini, agar lebih mengenal perbankan, akses CSR dan bisa melakukan kontrak farming dgn offtaker dari aspek pemasaran” terang Idha.

"Hal penting bagi petani muda untuk dapat mengembangkan usahanya secara berkelanjutan (sustainable) yaitu ada pasar, usaha dapat dikembangkan dengan akses permodalan, serta berani menggunakan teknologi", tutupnya. (Abdul Kadir)

  • Bagikan