BPS Sebut Sulsel Masuk Lima Besar Inflasi Terendah Nasional

  • Bagikan
Pj Gubernur Sulsel Prof Zudan Arif Fakrulloh bersama Kepala BPS Sulsel, Aryanto dan jajaran Pemprov Sulsel di Kantor BPS Sulsel setelah rilis statistik, Senin (1/7/2024).

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Inflasi Sulawesi Selatan (Sulsel) Juni 2024 terhadap Juni 2023 itu sebesar 2,03 persen, hal tersebut menjadi kan Sulsel menjadi provinsi yang masuk dalam lima besar nasional daerah terendah inflasi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Aryanto mengatakan dari angka tersebut diakibatkan oleh kelompok Makanan minuman dan tembakau, transportasi dan perawatan pribadi (harga emas).

Pj Gubernur Sulsel, Prof Zudan Arif Fakrulloh menyampaikan, intervensi kenaikan harga tentu tak lepas dari peran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan stakeholder terkait lainnya.

“Sulsel berada di posisi 5 terbaik di seluruh Indonesia. Terima kasih banyak untuk Dinas Ketahanan Pangan, Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS) Ini luar biasa, datanya sangat akurat sehingga intervensi dari pemerintah kabupaten kota semakin tepat,” ungkapnya, Senin (1/7/2024).

Ia melanjutkan, hal itu juga menjadi gambaran, indikator yang berkaitan dengan perekonomian Sulsel dalam kondisi membaik.

“Kedepan kita bisa mendorong kemiskinan terus ditekan itu kita mulai terus menekan harga agar pengeluaran masyarakat terus berkurang dan meningkatkan nilai tukar atau penghasilan para petani dan masyarakat lainnya dengan pendekatan program program padat karya yang semakin banyak,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulsel, Andi Muhammad Arsjad menyampaikan capaian tersebut tentu tak lepas dari perencanaan dan strategi yang matang dari seluruh stakeholder terkait.

“Inflasi kita dari Juni 2024 terhadap Juni 2023 sebesar  2, 03 persen,  ini adalah pencapaian terbaik kita,” ucap mantan Pj Sekda Pemprov Sulsel itu.

Ia menyampaikan, Pemprov Sulsel bersama dengan TPID lainnya terbilang gencar dalam penguatan ekonomi.

Bahkan kata dia, hal itu juga tentu akan berpengaruh pada siklus pengentasan kemiskinan di Sulsel, sebab masyarakat tentu dapat lebih luwes berorientasi pada pemantapan pendapatan.

Apalagi kata dia, yang menjadi faktor peningkatan inflasi itu juga tak lepas dari kebutuhan pangan masyarakat, terutama beras.

“Seperti pemantauan pasar, operasi pasar, gerakan pangan murah, penyaluran beras SPHP dan lain-lain, artinya adalah kinerja TPID kita sangat baik,” ujarnya. (Abu/B)

  • Bagikan

Exit mobile version