Adu Cepat Berebut Hanura

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai Hanura Sulawesi Selatan memperpanjang masa berlaku surat rekomendasi dukungan kepada Ilham Arief Sirajuddin (IAS) dan Danny Pomanto untuk mencalonkan diri di Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan 2024.

Hingga batas waktu yang ditentukan Hanura, baik IAS maupun Danny tak mampu memenuhi persyaratan dukungan untuk mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Hingga saat ini, kedua figur tersebut sama sekali belum mengantongi 'tiket' rekomendasi dari partai politik lainnya. Hanura bisa saja mengarahkan dukungan kepada figur manapun yang lebih dahulu mencukupkan kursi dukungan, selain IAS dan Danny.

Sebelumnya, Partai Hanura telah mengeluarkan surat rekomendasi kepada IAS dan Danny pada 21 Mei lalu. Surat itu hanya berlaku satu bulan dengan masa berakhir pada 21 Juni lalu.

Ketua Partai Hanura Sulawesi Selatan, Amsal Sampetondok menjelaskan hingga batas waktu yang diberikan, IAS dan Danny tidak dapat mencukupi dukungan kursi untuk dijadikan sebagai kendaraan untuk maju ke Pilgub Sulsel 2024.

"Dengan begitu, Hanura telah memperpanjang masa berlaku surat rekomendasi tersebut," kata Amsal, Senin (1/7/2024).

Dia mengatakan, perpanjangan masa berlaku terhitung pada 27 Juni hingga 15 hari setelah itu. Menurut Amsal, Danny maupun IAS sudah menyampaikan langsung kepada dirinya melalui telepon bahwa keduanya belum mampu mencukupkan partai koalisi hingga 17 kursi.

"Mereka sudah melapor melalui telepon bahwa belum cukup partai koalisi dan belum ada pasangan untuk maju. Perkembangan itu telah kami teruskan ke DPP Hanura," ujar Amsal.

Amral mengatakan, salah satu dari dua orang tersebut bisa mendapatkan partai koalisi. Apalagi, perkembangan politik hingga saat ini sangat dinamis dan keduanya terus mencari kendaraan.

"Partai lain pun juga belum mengeluarkan rekomendasi. Sepertinya masih ada tarik ulur dari partai-partai politik," ucap Amsal.
Meski begitu, Amsal tetap berharap IAS dan Danny bisa berpaket di Pilgub Sulsel. Alasannya, kedua figur ini akan sangat kuat bila berpasangan.

"Siapa yang jadi gubernur dan wakil, silakan mereka yang putuskan," imbuh Amsal.

IAS yang dikonfirmasi menolak mengomentari mengenai surat rekomendasi Hanura. Dia juga mengaku tutup mulut mengenai pilkada.
"Saya tidak mau bicara soal Pilkada (Pilgub), saya close bicara dulu," imbuh IAS.

Beberapa waktu lalu, Golkar Sulsel membocorkan hasil survei internal yang dilakukan DPP mengenai elektabilitas calon gubernur Sulsel. Hasilnya, IAS dianggap paling potensial untuk diusung di Pilgub Sulsel.

IAS mengakui bahwa peningkatan dari hasil survei internal partai berlambang pohon beringin itu hasil dari kerja kerasnya bersosialisasi ke sejumlah titik di 24 kabupaten/kota di Sulsel. Dia mengaku peningkatan elektoral yang diraihnya akibat perbanyak bertemu dengan masyarakat juga memasang alat peraga kampanye seperti baliho bertuliskan ‘GubernurKu’.

"Penilaian (survei) elektoral juga berdasarkan dari tingkat pertemuan dengan masyarakat dan baliho. Itu sudah kami praktekkan sejak dahulu seperti tahun 2013 lalu," kata dia.

Sekretaris Golkar Sulsel Marzuki Wadeng membenarkan pihaknya sudah menuntaskan survei internal untuk tahap pertama. Dia menyebut sejumlah kader Golkar yang telah diberi surat tugas untuk maju di Pilgub Sulsel terpotret oleh survei tersebut.

"Survei Golkar yang pertama sudah ada. Semua yang diberikan surat tugas DPP masuk dalam radar karena memang kader internal yang diutamakan," ujar Marzuki.

Meski elektabilitas figur eksternal turut terpotret di survei, Marzuki menegaskan pihaknya akan tetap memprioritaskan kader internal untuk diusung. Sementara figur eksternal harus menjadi kader Golkar jika mau diusung.

"DPP yang tahu persis mana yang paling potensial. Kami cuma disampaikan oleh DPP bahwa yang berpeluang ada Pak Ilham, kalau dianggap berpeluang tentu surveinya lebih bagus," imbuh dia.

"Tapi kalau berapa nilai surveinya saya tidak tahu, tidak diinfokan oleh DPP," sambung Marzuki.

Sementara hasil survei untuk kader Golkar lainnya seperti Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani dan Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, Marzuki mengaku tidak tahu persis. Namun dia menyebut Indah berada di urutan kedua setelah IAS.

"(Setelah IAS) tidak diinfokan detail, tapi paling Indah. (Survei Adnan) tidak dijelaskan juga, tidak ada rincian. Tapi semua ini yang dikasih surat tugas kemarin masuk survei, berapa nilai surveinya tidak disampaikan. Kalau Adnan mau serius harus lebih giat sosialisasi," ucap dia.

Marzuki mengungkapkan bahwa semua kader Golkar tersebut masih berpeluang diusung di Pilgub Sulsel. DPP Golkar, kata dia, masih akan melakukan survei untuk pada bulan ini.

"Intinya tergantung hasil surveinya karena itu yang dihitung DPP. Kami cuma mengikuti saja dan mendukung apa yang baik untuk kader," kata dia.

Adapun Danny Pomanto mengatakan pihaknya masih berupaya untuk menggenapkan koalisi dengan partai lain dengan intens melakukan komunikasi. Dia yakin akan mendapat dukungan dari partai hingga 17 kursi.

"Mengenai partai yang mengusung, alhamdulillah saya sudah dapat. Sisa satu yang saya cari. Jadi sesuai 17 kursi," imbuh Danny.
"Partai apa? Nanti saya sampaikan. Sudah ada dua yang pasti. Sisa satu," sambung dia.

Danny mengatakan, dirinya mengakomodasi beberapa figur untuk dilakukan survei sebagai calon wakil atau pendamping di Pilgub Sulsel. Dia mengatakan, penentuan pasangan akan diputuskan oleh partai koalisi pengusung.

Sementara itu, Direktur Politik Profetik Institute, Asratillah mengatakan Hanura saat ini menunggu arah dukungan partai-partai besar, seperti Gerinda dan Golkar. Dua partai ini belum mengeluarkan rekomendasi siapa yang mereka akan usung.

"Jadi partai papan menengah ke bawah, seperti Hanura pasti dia juga menunggu rekomendasi partai papan menengah ke atas," kata dia.

Menurut dia, partai papan menengah ke bawah ini akan memperpanjang surat tugas seperti yang dilakukan oleh Hanura. "Kalau ada partai besar memastikan usungannya, minimal Golkar atau Gerindra pasti partai-partai lain akan ikut," ucap dia.

Asratillah menyebutkan Hanura yang hanya memiliki 1 kursi, usungannya bisa berubah jelang pendaftaran ke KPU, jika IAS dan Danny tidak mampu mencukupkan partai koalisi.

"Kalau Danny dan pak IAS tidak masuk dalam gelanggang (Pilgub), ya, Hanura pasti berlabuh ke kandidat dengan syarat dukungan yang cukup walaupun kandidat tersebut tidak mendaftar di Hanura," imbuh Asratillah. (suryadi-fahrullah/B)

  • Bagikan

Exit mobile version