JENEPONTO, RAKYATSULSEL - Kerusakan saluran induk jaringan irigasi Kelara Karaloe telah menyebabkan dampak serius pada produksi pertanian di Kabupaten Jeneponto. Akibat terbengkalainya saluran induk irigasi Kelara Karaloe yang mengalami amblas pada Januari 2024 lalu dan belum ditangani oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang hingga saat ini, para petani di lima kecamatan wilayah jaringan irigasi tersebut tidak dapat melakukan tanam padi untuk musim tanam gadu tahap dua di tahun 2024 ini.
Hal ini bisa berdampak menurunnya produksi tanaman pangan dan mengurangi pendapatan masyarakat petani yang sangat bergantung pada pengairan tersebut. "Akibat tidak dikerjakannya bendungan Kelara yang amblas ini, kami terancam gagal panen kasian, karena itu tommi bendunganka. Diharap na tidak memangpi diperbaiki," ujar Tajuddin Lallo, salah seorang petani di Gantinga, Jeneponto kepada Humas Kominfo.
Harapan masyarakat yang bersuka cita saat peresmian Bendungan Karalloe oleh Presiden Joko Widodo hingga saat ini belum dirasakan oleh warga Jeneponto, dengan tidak diperbaikinya saluran induk irigasi tersebut oleh pihak terkait. "Kami sangat berharap perhatian dan bantuan dari pemerintah pusat, khususnya dari Bapak Presiden dan Kementerian PUPR, untuk memperbaiki kerusakan ini.
Dukungan dan tindakan cepat dari pemerintah pusat sangat penting untuk memastikan keberlanjutan produksi pertanian di daerah kami," kata Penjabat (Pj) Bupati Jeneponto, Junaedi Bakri.
Pemerintah Kabupaten Jeneponto terus berupaya mencari solusi sementara untuk mengatasi masalah ini sambil menunggu tindakan lebih lanjut dari pemerintah pusat.
Sementara itu, koordinasi dengan instansi terkait terus dilakukan untuk memastikan bahwa perbaikan dapat dilakukan seefisien dan secepat mungkin. Lallo berharap pemerintah segera turun tangan untuk menindaklanjuti hal ini agar para petani tidak mengalami kekeringan di musim tanam tahun ini (*)