MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Baru-baru ini, sejumlah lembaga survei merilis hasil temuan survei tentang perilaku pemilih di Pilwali Makassar. Dalam temuan terbaru, Munafri Arifuddin, atau Appi, unggul telak dari sejumlah figur yang diuji, termasuk dalam temuan survei dari SMRC.
Lembaga nasional ini juga menempatkan posisi Ketua DPD Golkar Makassar itu sebagai figur dengan tingkat keterpilihan tertinggi. Bahkan, dalam berbagai simulasi, Appi mencapai angka 35 persen hingga 60 persen.
Dalam simulasi empat nama kandidat, Appi mencapai angka tertinggi dengan nilai 35,5 persen. Sedangkan di urutan kedua, Indira Yusuf Ismail, istri Wali Kota Makassar, hanya memperoleh 26,3 persen.
Lebih ekstrem lagi, dalam sejumlah simulasi head to head, Appi, yang juga mantan CEO PSM Makassar, tampil perkasa. Capaian elektabilitasnya menembus angka 50 persen hingga 60 persen.
Menanggapi hal itu, pengamat politik Ras MD menilai bahwa hasil survei dari sejumlah lembaga, termasuk SMRC, bukanlah hal yang mengejutkan.
"Pasalnya, positioning Appi dalam Pilwali Makassar kali ini tampil sangat berbeda dari Pilwali sebelumnya," jelasnya, Kamis (4/7/2024).
Menurut Ras, personal branding Appi menjadi magnet kuat dalam transisi pemerintahan Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto. Artinya, lanjut Ras, publik lebih menaruh harapan besar terhadap sosok Appi dibandingkan figur lain.
Ia juga menambahkan bahwa jauh sebelum aneka lembaga survei merilis hasil temuannya tentang Pilwali Makassar, ia sudah menyampaikan di banyak media bahwa Appi terasa seperti petahana dalam Pilwali Makassar kali ini. Ternyata, pernyataannya tersebut ekuivalen dengan sejumlah hasil survei saat ini. Capaian elektabilitas Appi mencerminkan elektoral petahana.
Menurutnya, tingginya elektabilitas Appi saat ini dipengaruhi oleh tiga faktor. Faktor pertama adalah popularitas Appi yang paling tinggi di antara figur yang ada, baik figur wajah lama maupun wajah baru.
Faktor kedua adalah akseptabilitas Appi yang terus mengalami kenaikan. Kesukaan publik mulai meningkat lantaran Appi selalu hadir di setiap momentum yang ada.
"Publik selalu mengingat sosok Appi. Tak heran jika aspek top of mind Appi tinggi," tambahnya.
Faktor ketiga adalah konsistensi Appi dalam menjaga positioning-nya sebagai antitesa Danny Pomanto. Walaupun hubungan personal Appi dan Danny Pomanto baik-baik saja, persepsi publik tentang kedua tokoh ini berbeda dari sudut pandang politik.
"Sehingga publik yang tak puas dan tak percaya dengan pemerintahan Danny Pomanto secara otomatis memilih Appi," terang Direktur Eksekutif Parameter Publik Indonesia itu.
Ras menyampaikan bahwa tiga faktor inilah yang membuat sosok Appi unggul di banyak survei. Kekuatan elektoralnya jauh melampaui rivalnya. Namun, Appi tak perlu jumawa dengan kondisi yang ada saat ini, karena politik ini dinamis.
"Turbulensi politik mesti tetap diantisipasi. Karena kemenangan di survei belum tentu berakhir manis di KPU," kunci Ras.
Sementara itu, calon Wali Kota Munafri Arifuddin menyatakan bahwa survei ini akan menjadi dasar bagi timnya untuk melangkah dan menyusun strategi yang lebih matang.
"Survei ini menjadi bahan dasar untuk kita melangkah, supaya kita tidak asal-asalan jalan," ungkap Appi secara singkat. (Yadi/B)