MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dua bulan jelang pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) belum juga menentukan sikap akan ke mana arah dukungannya dalam pertarungan Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024.
Terlebih dua partai ini sama-sama memiliki posisi strategis di legislatif. Untuk PKS sendiri memiliki tujuh kursi di DPRD Sulsel, sedangkan PPP delapan kursi.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Ibnu Hajar Yusuf menyebut dengan posisi tersebut maka PKS dan PPP bisa menentukan kuda hitam di Pilgub Sulsel.
"Bisa, peluangnya besar ke situ," kata Ibnu Hajar saat diwawancara, Kamis (4/7/2024).
Menurut Ibnu Hajar, saat ini partai-partai yang tidak bisa mengusung calonnya sendiri dalam Pilgub Sulsel 2024 belum menentukan sikap karena masih sedang menguntit satu sama lain siapa calon atau figur yang bakal diusung.
"Partai-partai ini sepertinya saling mengintip untuk bagaimana membangun peluang koalisi. Ada juga mungkin yang lagi menjahit, proses yang begitu dinamis tentu sudah pematangan untuk bagaimana mengatasi pertarungan Pilgub Sulsel," terang Ibnu.
Dua partai yang terbilang religius ini disebut memiliki potensi besar untuk ikut memenangkan pertarungan di Pilgub Sulsel 2024, mengingat PKS dan PPP memiliki basis massa yang riil.
Terlebih, kata dia, jika nantinya calon atau figur yang diusung adalah orang yang tepat, baik secara ketokohan maupun citra di masyarakat. Dikarenakan calon yang diusung nantinya akan menentukan tingkat kesukaan masyarakat.
"Tentu figur yang akan didorong adalah figur yang tidak memiliki resistensi di pemerintahan, baik di rakyat maupun partai politik lainnya. Saya rasa PKS dan PPP menakar hal itu dan sepertinya sudah menemukan figur yang pas untuk didorong, yang menurutnya ideal dengan komunikasi politik yang terus berjalan," sebut Ibnu.
"Jadi figur menentukan. Ketika magnet ketokohannya begitu besar maka itu akan berpengaruh pada parti dan rakyat," imbuh Ibnu. (Isak Pasa'buan/C)