PAREPARE, RAKYATSULSEL - Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare terus berupaya mengintervensi atau mengendalikan laju inflasi.
Hal itu diungkap Asisten II Perekonomian dan Kesra, Andi Ardian Asyraq, usai menerima unjuk rasa LSM Lingkar Hijau di depan Kantor Walikota, Senin (8/7/2024).
Menurut dia, ada empat komoditi yang jadi prioritas dan berpengaruh pada pergerakan inflasi, yakni beras, ikan, udang basah, dan cabai.
“Beras merupakan penyumbang tertinggi dalam inflasi, sehingga diperlukan penanganan ekstra dalam pendistribusiannya ke masyarakat,” katanya.
Misalnya beras SPHP, lanjut dia, walaupun harga eceran tertinggi Rp12.500, namun pemerintah meminta Bulog untuk menetapkan harga beras yang didistribusikan ke masyarakat yakni Rp12.000.
“Yang menjadi problem adalah beras lokal yang tidak bisa kita intervensi harganya karena langsung dari petani,” pungkasnya.
Untuk komoditi lainnya seperti ikan maupun udang, kata Andi Ardian, pemerintah daerah telah menjalin kerja sama dan mengundang pengepul dari daerah lain untuk melakukan suplai di Parepare.
“Begitupun dengan cabai, kita sudah kerja sama dengan Pemkab Takalar agar hasil produksinya dapat diserap ke pedagang di pasar-pasar yang ada di Parepare,” imbuhnya.
Diketahui, Kota Parepare mengalami peningkatan laju inflasi pada bulan Juni hingga diangka 2,64 persen.
Hal ini yang mendorong pemerintah daerah bergerak cepat untuk melakukan intervensi sejumlah bahan pokok yang dinilai mempengaruhi inflasi tersebut. (*)