Mengetahui hal itu, Rahmat pun membulatkan tekadnya dan meminta restu pada kedua orang tuanya untuk mendaftarkan diri.
"Waktu itu saya sudah mau lulus sekolah, ada panita pendaftaran datang kasi informasi bahwa akan dibuka pendaftaran (Polri). Saya pertama ragu karena orang tua saya tidak ada biaya," ucap Rahmat.
Berhasil dinyatakan lulus dan bakal mengikuti pendidikan Polri TA 2024 di Sekolah Polisi Negara (SPN) Batua Polda Sulsel pada 22 Juli mendatang, Rahmat mampu membanggakan kedua orang tuanya.
Terlebih, ini adalah pencapaian luar biasa, mengingat dirinya adalah orang pertama dari desanya yang berhasil lolos menjadi siswa Bintara Polri tanpa mengeluarkan uang sepeser pun.
"Sekarang saya anak gunung pedalaman bisa mengangkat derajat orang tua, apalagi di desa saya sendiri ini kampung terpencil. Itu mimpi besar saya mau jadikan motivasi para pemuda di desa saya agar jangan menyerah kejar mimpi," ungkapnya.
Kisah Rahmat adalah bukti bahwa dengan kerja keras, tekad, dan doa, impian sebesar apapun dapat tercapai. Dari seorang anak buruh tani di pelosok desa hingga menjadi siswa Bintara Polri.
Sementara, ibu Rahmat yakni Nurmiah tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya usai mengetahui putra kesayangannya bisa lolos menjadi anggota Polri.
Diceritakan, awalnya anaknya itu meminta restu untuk ikut mendaftar polisi dan sempat ragu dengan biaya. Terlebih sang suami yang sudah tak bisa lagi mengerjakan pekerjaan berat. Namun melihat kegigihan dan ketekunan Rahmat, diapun memberikan restu.