"Saya juga tidak ada kerja pak, jadi kalau ada (warga) berkebun tanami kacang, dia (Rahmat) juga bantu saya kalau dia datang dari sekolah. Kalau ada suruh dia pergi angkat gula biar itu hujan pergi juga, biar itu banjir sungai pergi juga," tutur Nurmiah.
Meski telah diberi restu, ujian lainnya belum selesai. Rahmat masih harus bolak balik ke Kabupaten Bone, ibukota desanya untuk mengurus berkas. Bahkan pakaian yang digunakan untuk proses pendaftaran dipinjamkan dari tetangganya.
"Pakaian, perlengkapan itu dipinjam untuk dipakai mendaftar, bolak-balik ke Bone (biaya) saya pinjamkan dulu (ke tetangga) , nanti kalau ada pendapatan kita ganti," ungkapnya.
Beruntungnya, selama proses pendaftaran, Rahmat disebut hampir tidak pernah meminta biaya kepada kedua orang tuanya. Rahmat bekerja mandiri mengangkat hasil panen gula warga desa menuju pengepul.
"Tidak pernah dia kasian minta uang sama saya karena dia tau saya tidak ada pendapatanku. Jadi dia itu kalau mau pergi saya bilang ada uang, bilang (iya) cukup ji ma," kata Nurmiah.
Nurmiah hanya bisa mengucap rasa syukur melihat sang buah hati bisa meraih mimpinya walaupun dengan proses yang sangat luar biasa.
"Saya syukuri sekali (lulus) karena saya itu di sini kampung tidak ada sekali apa-apa (tidak mampu). Harapan saya dia bisa tetap berbakti kepada orang tua, kepada negara, kepada semua masyarakat. Saya mendoakan supaya anak saya ini bisa menjalankan tugasnya dengan baik," tandasnya.
Sekedar diketahui, Desa Tapong adalah salah satu desa dengan tiga dusun yang masuk dalam wilayah Kabupaten Bone. Warganya yang mayoritas petani tinggal dan berkebun di lereng pengunungan yang dikelilingi kawasan hutan lindung sekaligus pembatas antara Kabupaten Bone dengan Kabupaten Barru dan Kabupaten Soppeng.
Tergolong desa terpencil di pedalaman kabupaten seluas 4.559 kilometer persegi. Terlebih untuk menuju desa ini dari Kota Makassar, dapat dicapai dengan akses jalan darat dan harus melewati Kabupaten Barru.
Tepatnya dari Poros Makassar-Parepare, menuju Kecamatan Pujananting, yang jaraknya sekitar 19 kilometer.
Setibanya di ibu kota Kecamatan Pujananting, perjalanan darat menuju Desa Tapong, Kecamatan Tellu Limpoe, Bone, masih harus memakan waktu tempuh sekitar 3 jam. Jaraknya dari Kecamatan Pujananting, memang hanya sekitar 16 kilometer.
Hanya saja, akses jalan rusak, berkelok, curam hingga menanjak dan bebatuan membuat jarak 16 kilometer ini, harus dicapai dengan waktu tempuh 2 jam lebih.
Itu pun, harus menggunakan kendaraan berspesifikasi off-road atau 4x4, untuk mencapai desa yang baru teraliri listrik pada 2018 lalu ini. (Isak/C)