Perayaan Grebeg Suro di Desa Mulyasri Lutim Dimeriahkan dengan Pagelaran Wayang Golek

  • Bagikan
Bupati Luwu Timur, H. Budiman, bersama Wakil Bupati Moch. Akbar A. Leluasa dan Ketua TP PKK Luwu Timur, Hj. Sufriaty, menghadiri Pagelaran Wayang Golek sebagai bagian dari rangkaian Perayaan Grebeg Suro di Desa Mulyasri, Kecamatan Tomoni, Sabtu (06/07/2024).

LUWU TIMUR, RAKYATSULSEL - Bupati Luwu Timur, H. Budiman, bersama Wakil Bupati Moch. Akbar A. Leluasa dan Ketua TP PKK Luwu Timur, Hj. Sufriaty, menghadiri Pagelaran Wayang Golek sebagai bagian dari rangkaian Perayaan Grebeg Suro di Desa Mulyasri, Kecamatan Tomoni, Sabtu (06/07/2024).

Perayaan Grebeg Suro merupakan tradisi Jawa dalam menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram yang jatuh pada 1 Suro dalam penanggalan adat Jawa.

Dalam sambutannya, Bupati Luwu Timur, H. Budiman, mewakili Pemerintah Daerah mengapresiasi Komunitas Jawa Luwu Timur, jajaran pemerintah Desa Mulyasri dan Kecamatan Tomoni, serta semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan Perayaan Grebeg Suro sebagai upaya untuk memperkenalkan kultur agama, budaya, dan kearifan lokal kepada generasi muda dan masyarakat.

"Perayaan Grebek Suro adalah momen penting bagi kita semua. Ini saat untuk berkumpul, berbagi kebahagiaan, dan mempererat silaturahmi menjelang 1 Muharram 1446 H. Semoga tahun mendatang selalu diberkahi, mudah, dan aman bagi kita semua," ujarnya.

Bupati juga berharap agar acara ini menjadi agenda tahunan dalam upaya menjaga kelestarian tradisi lokal di Bumi Batara Guru, melindungi budaya dari dampak modernisasi, serta memperkuat rasa cinta terhadap kebhinekaan Indonesia, sekaligus mendukung sektor pariwisata dan perekonomian lokal.

"Sebagai dukungan terhadap kegiatan budaya lokal, kami juga akan menyelenggarakan berbagai acara budaya dalam beberapa hari ke depan, seperti Pagelaran Budaya Lembaga Adat Padoe, Karunsie, dan Tambee, serta kegiatan adat komunitas Bali dan tradisi etnis lainnya di Kabupaten Luwu Timur. Hari ini, kami juga menghadiri Festival Kuliner dan Kerajinan Budaya Nusantara UeLanti yang diinisiasi oleh warga suku Pamona bersama Pemerintah Kecamatan Mangkutana," ungkap Budiman.

Ini menunjukkan semakin banyaknya kegiatan budaya lokal akan semakin meluas pengetahuan kita tentang identitas Indonesia Mini di Luwu Timur yang kita cintai bersama.

"Selamat menikmati Pagelaran seni wayang kulit malam ini sebagai bagian dari warisan budaya yang harus kita lestarikan. Mari kita jaga keamanan dan ketertiban selama acara berlangsung, serta selalu menjaga kebersihan di sekitar lokasi," pesannya kepada semua peserta.

Pada Pagelaran Wayang Kulit Grebeg Suro di Luwu Timur, disajikan lakon Babad Wana Marta oleh dalang Ki Mustiko Bayu Birowo, putra angkat Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Turut hadir dalam acara ini Anggota DPRD Luwu Timur, pejabat tinggi Pemkab Luwu Timur, para camat, kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan warga Luwu Timur yang turut menyaksikan pagelaran Wayang Kulit sepanjang malam.

Sebelumnya, Bupati Luwu Timur juga memimpin Pawai Budaya Grebeg Suro dan mengunjungi stan kuliner di sekitar Lapangan Sarjono, Desa Mulyasri. Malam harinya dilanjutkan dengan Istighosah dan doa bersama di Masjid Jami Al Muhajirin, Desa Mulyasri, Kecamatan Tomoni. (*)

  • Bagikan