TEMANGGUNG - Kepala Sentra Terpadu Kartini di Temanggung, Margowiyono menyatakan pihaknya bertekad untuk mencapai nol kerentanan melalui program inovasi bernama Sheltered Workshop Peduli (SWP).
Hal itu disampaikan Margowiyono saat memaparkan program inovasi keberlanjutan tersebut kepada tim penilai independen dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), Jumat 12 Juli 2024.
Di hadapan tim penilai masing-masing Fadilah Amin dari Universitas Brawijaya dan Tri Yuni dari Universitas Diponegoro, Margowiyono menjelaskan langkah-langkah strategis yang diambil oleh Kementerian Sosial (Kemensos) untuk menjaga keberlanjutan program SWP.
Salah satunya, kata dia, melalui pengembangan inovasi produk dan layanan. Margowiyono mengatakan, SWP adalah layanan berbasis komunitas yang awalnya ditujukan bagi penyandang disabilitas intelektual
"Mereka seringkali termarjinalkan dalam masyarakat dalam akses mendapatkan kesempatan kerja," ujar dia.
Menurut Margowiyono, seiring dengan perubahan paradigma layanan di Kemensos yang kini lebih inklusif, SWP telah berkembang dan tidak hanya melibatkan penyandang disabilitas intelektual, tetapi juga Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) lainnya.
Adapun tim penguji melayangkan beberapa pertanyaan mendetail terkait upaya Sentra Terpadu Kartini di Temanggung. Semua pertanyaan tersebut dijawab dengan lancar oleh Margowiyono dan timnya.
Hal itu menunjukkan pemahaman yang mendalam serta komitmen yang kuat terhadap keberlanjutan dan pengembangan layanan sosial di Indonesia.
Seusai pemaparan, Margowiyono menegaskan inovasi bukan hanya sebuah prestasi melainkan upaya menciptakan hal bermanfaat yang bisa terus berkelanjutan.
“Semoga inovasi ini akan semakin berkembang. Sentra Terpadu Kartini di Temanggung berkomitmen menjaga keberlangsungan inovasi yang luar bias ini. SWP memberikan dampak yang menjadikan PPKS mencapai kemandirian dan peningkatan taraf ekonomi,” imbuh Margowiyono. (*)
