BONE, RAKYATSULSEL - Kasus terdakwa bandar narkoba Koko Jhon semakin menarik dan menjadi perbincangan hangat di Kabupaten Bone, terlebih dengan adanya pengakuan Ketua Forum Bersama (Forbes) Anti Narkoba Kabupaten Bone, H. Andi Singkeru Rukka yang ditawari uang Rp1,5 miliar untuk tidak mengawal sidang Koko Jhon terduga bandar narkoba yang kini sementara bergulir di Pengadilan Negeri Watampone.
Lebih menariknya lagi, orang yang menawarkan uang Rp1,5 miliar itu menyebut/mencatut nama oknum Polda Sulawesi Selatan.
H. Andi Singkeru Rukka yang dihubungi RAKYATSULSEL, Senin (15/07/2024) sekira pukul 22.00 Wita, mengakui kalau dirinya didatangi oleh seseorang yang mengaku orang suruhan untuk opsi damai dengan ditawari sekira Rp1,5 miliar untuk tidak mengawal kasus bandar narkoba Koko Jhon yang saat ini bergulir di PN Watampone.
"Pertama saya dihubungi melaluinya sambungan telepon seluler pada Minggu (14/07/24) waktu itu saya berada di kebun. Saya balik ke kota usai salat dhuhur. Awalnya saya tidak tahu siapa yang menelepon," ungkap H. Andi Singkeru Rukka.
Lanjutnya, sesampainya di Kota Watampone, dirinya kembali ditelepon oleh nomor yang sama. Orang tersebut meminta waktu untuk bertemu.
"Saya sampaikan kalau mau ketemu silahkan. Saya sementara berada di salah satu warkop tak jauh dari rumah jabatan Bupati Bone," ujar H. Andi Singkeru Rukka
Lelaki yang akrab disapa Andi Singke dan Petta Haji itu melanjutkan bahwa, menjelang tiba waktu salat Maghrib, orang yang menelepon tersebut datang menemuinya. Bahkan akademisi Kampus IAIN Bone ini, mengakui kalau orang suruhan tersebut dikenalnya, bahkan ada hubungan kekerabatan dengan dirinya.
"Orangnya saya kenal karena ada hubungan keluarga. Identitas orangnya akan saya ungkap pada saatnya," tegas Andi Singke.
"Awalnya dia memulai membahas terkait dengan program pemerintah mengenai percepatan pembangunan. Namun karena saya bergegas ke masjid hingga akhirnya perbincangan tidak lama," tambahnya.
"Saat hendak ke masjid, orang tersebut sempat berjalan mendekati dan merangkul saya sambil membahas mengenai kasus terduga bandar sabu Jhon, tetapi dia tidak ikut sampai di masjid, ia berhenti tepat di mobilnya. Dia telah ditunggu dua orang rekannya di dalam mobil," tutur Andi Singke.
Setelah salat Maghrib, Andi Singke kemudian mengaku mendapat tawaran oleh orang tersebut makan malam bersama di salah satu warung makan di Kelurahan Bajoe.
"Karena ada hubungan keluarga maka saya menerima ajakan makan malam tersebut. Di tengah perjalanan, orang itu menyebut angka Rp1,5 miliar, agar teman-teman Forbes tak lagi mengawal kasus Jhon," lanjutnya.
Demi meyakinkan Koordinator Forbes orang yang tak diungkapkan identitasnya tersebut mencatut nama oknum di Polda Sulsel. "Orang itu mengaku atas arahan oknum di Polda Sulsel," tegas Andi Singke.
Andi Singke menegaskan pula kalau dirinya dengan tegas menolak tawaran tersebut. Menurutnya, uang Rp1,5 miliar tak membuat dirinya kaya.
"Harga diri diuji, Forbes adalah gerakan kemanusiaan yang tak dapat dinilai dengan uang," pungkasnya. (Enal)