MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Langkah Andi Sudirman Sulaiman mendaftar diri ke dua partai politik yakni PKB dan Demokrat untuk maju dalam Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan (Pilgub Sulsel) 2024, menuai pertanyaan. Mengingat, mantan Gubernur Sulsel itu telah dideklarasikan Partai NasDem, selaku pemilik 17 kursi di DPRD Sulsel untuk maju pada pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Salah satu spekulasi yang muncul adalah apakah ada kekhawatiran rekomendasi partai besutan Surya Paloh itu akan berpaling ke calon lain, sehingga adik Menteri Pertanian, Amran Sulaiman turut menjajaki partai-partai lainnya.
Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar Andi Ali Armunanto menyebut, dalam politik semuanya bisa terjadi namun menurutnya langkah Sudirman Sulaiman turut mendaftarkan diri ke PKB dan Demokrat adalah untuk memperluas jaringan politiknya.
"Saya rasa salah satunya adalah untuk memperluas jangkauan politik," kata Andi Ali, Selasa (16/7/2024).
Dijelaskan, basis pemilih Partai NasDem berbeda dengan basis pemilih PKB maupun Demokrat. Sehingga jika kedua partai tersebut berhasil digandeng Sudirman Sulaiman, segmen pemilihnya akan lebih luas lagi. Termasuk jaringan dan mesin politik PKB dan Demokrat sangat dibutuhkan dalam Pilgub Sulsel nantinya.
"Sehingga dengan menambah luas segmen pemilih itu memungkinkan akan terjadi unifikasi yang memperkuat basis pemilih Sudirman Sulaiman yang berbasis partai. Tentu ini akan berkontribusi besar untuk Sudirman Sulaiman sendiri. Jadi selain untuk mengamankan pencalonannya juga untuk memperluas basis pemilihnya," ungkap Andi Ali.
Menurut Andi Ali, selain menjajaki partai-partai politik, calon yang menyatakan diri untuk maju dalam Pilgub Sulsel juga akan melakukan manuver-manuver lain. Salah satunya adalah memperkuat simpul civil society, seperti mengandeng organisasi kemasyarakatan dan organisasi keagamaan lainnya.
"Nantinya juga akan ada manuver lain yang mungkin berkaitan dengan civil society. Apakah ke NU (Nahdlatul Ulama), ke Muhammadiyah atau ke mana. Yang pasti itu adalah salah satu kunci untuk memenangkan pertarungan dalam politik elektoral adalah memperluas basis pemilih," sebutnya.
"Sehingga koalisi partai diperlukan, jejaring masyarakat sipil diperlukan, keterhubungan dengan ekonomi society dibutuhkan. Saya rasa ini langkah yang logis yang diambil oleh Sudirman Sulaiman," sambungnya.
Sisi lain, menurut Andi Ali, langkah Sudirman Sulaiman mendaftarkan diri ke PKB dan Demokrat adalah untuk unjuk gigi bahwa dirinya sangat layak diusung partai politik maju di Pilgub Sulsel 2024. Bahkan menurutnya, langkah ini bisa jadi pemantik agar partai NasDem mengeluarkan rekomendasi resminya untuk Sudirman Sulaiman.
"Sisi lain juga yang ingin ditunjukkan adalah dia masih bisa mengakses partai-partai lain, masih punya bargaining politik yang kuat, sehingga keragu-raguan NasDem untuk menerbitkan rekomendasi resmi itu akan terjawab. Bahwa seharusnya tidak perlu ragu lagi, dia salah satu tokoh yang diinginkan oleh partai politik, itu yang saya lihat dari pergerakan ini," terang Andi Ali.
Andi Ali mengatakan, dalam kontestasi politik utamanya Pilkada salah satu strategi politik yang paling sering dimainkan calon adalah merangkul semua partai untuk mempersempit ruang gerak lawan.
Dia mencontohkan, saat Pemilihan Wali Kota Makassar tahun 2018, pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin-Rachmatika Dewi (Appi-Cicu) memborong hampir semua usungan partai politik di DPRD Makassar.
Begitu juga dengan Pemilihan Bupati Kabupaten Gowa tahun 2020, Pasangan calon petahana Adnan Purichta Ichsan-Abdul Rauf Malaganni Kr Kio memborong hampir semua partai pemilik kursi di DPRD untuk bertarung di Pilkada Gowa.
"Tentu saja salah satu strategi membangun koalisi adalah mempersempit ruang gerak lawan. Semakin banyak partai yang dirangkul, maka semakin sempit gerak lawan untuk menggandeng koalisi," imbuh dia. (isak pasa'buan/B)