BONE, RAKYATSULSEL - Kisruh yang terjadi di SMKN 5 Bone akhirnya mendapat tanggapan dari Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Sulawesi Selatan.
Kepala Bidang (Kabid) SMK Disdik Provinsi Sulawesi Selatan, Hery Sumiharto, menyampaikan terima kasih atas info terkait kisruh di SMKN 5 Bone. Di mana, hal itu bermula dari video viral orang tua wali siswa mengamuk di SMKN 5 Bone disebabkan anak/walinya tinggal kelas.
"Insya Allah, semoga semua bisa diselesaikan dengan baik dan pelayanan pendidikan untuk siswa bisa terlaksana, makasih infonya," ujar Hery Sumiharto, Kamis (18/7).
"Insya Allah kepala cabang dinas sudah saya sampaikan agar segera melakukan rapat-rapat dengan semua pengajar di sekolah agar segera diselesaikan masalah ini utamanya apabila ada yang merasa di rugikan, semoga bisa segera kita selesaikan masalahnya," tambahnya lagi.
Masalah di SMKN 5 Bone mulai terungkap sejak dipimpin Andi Budi Harsono. Terlebih, Kepala Sekolah tersebut dilaporkan oleh sejumlah oknum guru di SMKN 5 Bone di Disdik Provinsi Sulawesi Selatan.
Hal ini disampaikan Ketua Lembaga Pemerhati Pendidikan dan Lingkungan Hidup (LP2LH) Sulawesi Selatan, Andi Syamsul Alam.
"Berdasarkan hasil temuan saya di SMKN 5 Bone, dan dari laporan pengaduan keberatan (Surat Keberatan) ada saya pegang. Dalam surat keberatan tersebut ada beberapa point, seperti pembayaran guru honor dan terkesan sikap arogansi Andi Budi Harsono yang tertuang dalam surat keberatan dan pengaduan oknum guru di Disdik Provinsi Sulawesi Selatan," jelas Andi Syamsul Alam.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Camat Mare Andi Hidayat mengharapkan Dinas Pendidikan Pemprov Sulsel turun tangan khususnya Kabid SMK menyelesaikan masalah ini.
"Sebagai pihak pemerintah kecamatan yang kebetulan SMKN 5 Bone berada di wilayah Kecamatan Mare sangat menyayangkan dan menyesalkan Dinas Pendidikan Pemprov Sulsel tidak ada upaya untuk menyelesaikan masalah ini yang sudah berjalan beberapa bulan. Apalagi dengan adanya pengaduan oknum guru. Ini menjadi contoh preseden buruk bagi pendidikan di Sulawesi Selatan. Saya harap Kabid SMK Disdik Provinsi Sulsel segera melakukan tindakan," ujar Andi Hidayat.
Sementara itu, Kepala.SMKN 5 Bone, Andi Budi Harsono saat dikonfirmasi mengakui 23 siswa tidak naik kelas tersebut lantaran tak pernah hadir.
"Sebenarnya hanya 18 orang tidak naik kelas, sebab 5 orang memang tidak pernah hadir di sekolah. Ketika ada program ATS kami beri kesempatan semua anak-anak yang tidak naik kelas, jika mereka datang bersama orang tuanya dan membantu sekolah kami akan sekolahkan kembali," ujar Andi Budi Harsono.
"Semua masalah sudah selesai. Bahkan orang tua yang mengamuk di sekolah juga sudah damai dan minta maaf mengakui kesalahan mereka," tambahnya.
Ia juga menjelaskan kalau tidak ada guru honor dan tenaga administrasi honor yang keberatan terkait gaji yang dibayarkan bendahara dan pemberian honor berdasarkan kinerja dan kehadiran. (Enal/A)