MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat menilai stabilitas Sektor Jasa Keuangan di wilayah Sulampua masih terjaga.
Ini terlihat dari kontribusi terhadap perekonomian Sulampua yang tumbuh sebesar 7,97 persen pada triwulan II-2024.
Pada posisi Mei 2024, Kantor OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulsel Subar) mencatatkan kinerja industri perbankan di wilayah Sulampua tumbuh pada Total Aset sebesar 7,07 persen, DPJ sebesar 6,66 persen dan kredit 9,37 persen dengan tingkat intermediasi loan to deposit ratio (LDR) sebesar 124,30 persen dan non performing loan (NPL) yang terjaga di angka 2,79 persen.
Pada sektor pasar modal, terdapat pertumbuhan Single Investor Identification (SID) yang signifikan di wilayah Sulampua pada posisi April 2024 yaitu sebesar 41,68 persen dibanding tahun sebelumnya atau mencapai 840.829 SID. Instrumen investasi masih didominasi oleh Reksadana dengan porsi dan pertumbuhan tertinggi.
Sejalan dengan itu, perkembangan industri keuangan non-bank (IKNB) di wilayah Sulampua juga turut menunjukkan pertumbuhan pada posisi April 2024 jika dibandingkan tahun sebelumnya.
"Hal ini tercermin dari total piutang perusahaan pembiayaan yang tumbuh sebesar 11,07 persen menjadi 41,27 triliun, total pembiayaan modal ventura tumbuh sebesar 4,41 persen menjadi Rp700 miliar, pembiayaan yang disalurkan pergadaian tumbuh sebesar 20,76 persen menjadi 15,03 triliun dan total outstandingpinjaman fintech peer to peer lending yang tumbuh sebesar 46,99 persen menjadi Rp3,56 triliun dengan tingkat wanprestasi yang terjaga yaitu sebesar 1,26 persen," jelas Kepala OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Darwisman dalam keterangan resminya.
Sejalan dengan kinerja di wilayah Sulampua, perkembangan sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan juga turut menunjukkan kinerja positif baik di sektor perbankan, pasar modal maupun IKNB. (Hikmah/B)