"Selain itu, masalah gaji tenaga honorer sering dipending. Laporan sejumlah guru (ada bukti laporan keberatannya) terkait arogansi dan gaji honorer ke Disdik Provinsi Sulsel. Saya berharap Disdik Provinsi Sulsel melakukan evaluasi di SMKN 1 Bone terkait menagemen pendidikan yang ada di sekolah tersebut," ujar Andi Syamsul Alam.
Hal ini pun mendapat perhatian serius Pemerintah Kecamatan Mare, Camat Mare Andi Hidayat, mengharapkan Dinas Pendidikan Pemprov Sulsel turun tangan khususnya Kabid SMK menyelesaikan masalah ini.
"Sebagai pihak pemerintah kecamatan yang kebetulan SMKN 5 Bone berada di wilayah Kecamatan Mare sangat menyayangkan dan menyesalkan Dinas Pendidikan Pemprov Sulsel tidak ada upaya untuk menyelesaikan masalah ini yang sudah berjalan beberapa bulan. Apalagi dengan adanya pengaduan oknum guru. Ini menjadi contoh preseden buruk bagi pendidikan di Sulawesi Selatan. Saya harap Kabid SMK Disdik Provinsi Sulsel segera melakukan tindakan," ujar Andi Hidayat.
Sementara itu, Kepala SMKN 5 Bone, Andi Budi Harsono saat dikonfirmasi mengakui 23 orang tidak naik kelas tersebut, ada yang tidak pernah hadir ke sekolah.
"Sebenarnya hanya 18 orang tidak naik kelas, sebab 5 orang memang tidak pernah hadir di sekolah. Ketika ada program ATS kami beri kesempatan semua anak-anak yang tidak naik kelas, jika mereka datang bersama org tuanya dan membantu sekolah kami akan sekolahkan kembali," ujar Andi Budi Harsono. (Enal)