MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Direktur Eksekutif Indeks Politica Indonesia (IPI) Suwadi idris Amir melihat adanya putusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mendorong Amri Arsyid sebagai kandidat 01 bisa berisiko.
Namun Suwadi melihat jika PKS sengaja memaksakan untuk mengusung Amri Arsyid sebagai penegasan bahwa siapapun kandidat Pilwalkot Makassar yang ingin mengendarai PKS, maka harus menggandeng kadernya.
"Strategi politik yang sengaja dijalankan oleh PKS untuk membangun bargaining politik kepada kandidat yang memerlukan PKS untuk mencukupkan kursinya di Pilwalkot Makassar 2024," kata Suwadi.
"Karena jika PKS ingin ngotot mendorong Pak Amri 01 dia kan membutuhkan koalisi agar bisa mengusung. Kecil kemungkinan ada yang mau partai untuk bergabung ke PKS untuk mengusung Pak Amri sebagai calon wali kota,” lanjutnya
Suwadi menilai, PKS sebenarnya sadar jika tak mungkin mendorong Amri sebagai 01 mengingat elektabilitasnya sangat rendah. Namun sebagai partai yang telah eksis sangat lama di perhelatan politik Indonesia, sangat wajar jika PKS mempersiapkan kadernya untuk maju, setidaknya di posisi 02.
"Jadi PKS sadari betul bahwa dia tidak bisa mendorong kadernya 01 karena survei yang rendah dan kursi yang tidak cukup. Jadi tentu yang paling realistis bagi PKS adalah menyiapkan kadernya sebagai 02. Menurut saya sebagai partai yang sudah eksis dalam beberapa dekade sangat wajar dia mempersiapkan kadernya," bebernya.
Bahkan untuk mengincar posisi 02, langkah PKS juga tidaklah mudah. Bagi Suwadi, setiap figur di Pilwalkot Makassar pasti membutuhkan PKS sebagai kendaraan politik, mengingat partai tersebut memiliki 6 kursi di DPRD Makassar.