MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai Demokrat resmi mengusung Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi di Pilgub Sulsel 2024 mendatang.
Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono bahkan telah menyerahkan rekomendasi ke bakal calon Gubernur dan calon wakil Gubernur ASS-Fatma. Penyerahan surat rekomendasi di Jakarta, Jumat (19/7) malam.
Tentu ini adalah politik kejutan. Di mana partai berlambang mercy itu diprediksi akan bersama Ketua DPD Gerindra Sulsel, Andi Iwan Darmawan Aras (AIA) atau Wali Kota Danny Pomanto di Pilgub Sulsel 2024. Namun, tiba-tiba merapat ke ASS-Fatma, mendahui NasDem yang bulan Juni lalu telah mendeklarasi.
Sejak awal Partai Demokrat diprediksi akan bersama
Partai Demokrat mengusung ASS-Fatma bukan lagi surat tugas, melainkan memberikan rekomendasi B1KWK paket, ini membuka jalan untuk koalisi gemuk di Pilgub untuk pendaftaran calon kepala daerah 27 Agustus 2024 mendatang.
Rekomendasi B1-KWK itu final, karena sudah ada pasangan dan bisa penuhi koalisi sama NasDem. Artinya ada nama ASS-Fatma di Rekomendasi Demokrat. Jadi, bukan sekadar surat tugas. Kecuali ASS ganti pasangan.
Ketua Badan Daerah Pembina Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (BDPOKK) DPD Demokrat Sulsel, Muhammad Aslan, mengatakan, keputusan DPP untuk Demokrat bersama ASS-Fatma sudah final. Hal itu wajib diikuti seluruh DPC Partai Demokrat di daerah.
"Keputusan Demokrat mengusung ASS-Fatma kewenangan DPP, sebagai pengurus atau kader di daerah kami patuh dan tunduk dengan keputusan tersebut dan siap memenangkan Pilgub Sulsel 2024," jelas Muhammad Aslan, Minggu (21/7).
Lebih lanjut, Aslan--sapaan akrabnya menegaskan pasca penyerahan rekomendasi kepada ASS-Fatma untuk Pilgub Sulsel, kader dan pengurus di 24 daerah mensosialisasikan ASS-Fatma dan membentuk konsolidasi pemenangan. Itu sudah menjadi instruksi di DPP.
"Yang pasti ada instruksi ke seluruh kader di Sulawesi selatan untuk mensosialisasikan pasangan ASS-Fatma kemnagan Pilgub," jelasnya.
Belakangan ini muncul wacana adanya kotak kosong di Pilgub Sulsel. Mengingat partai pemilik kursi terbanyak merapat ke ASS- Fatma.
Menanggapi hal ini, Aslan menyebutkan dalam proses Demokrasi di beberapa daerah terjadi calon melawan kotak kosong. Ia menilai bahwa ini adalah bagian dari dinamika berdemokrasi.
"Kolom kosong juga bagian dari demokrasi, Demokrat punya pengalaman memenangkan paslon melawan kolom kosong di pilkada sejumlah daerah dan pernah juga menjadi bagian kemenangan kolom kosong," jelasnya. (Yadi/B)