Akademisi Unhas Bicara Peluang dan Tantangan Koalisi Gemuk hingga Koko di Pilgub Sulsel 2024

  • Bagikan

Politik masih sangat dinamis. Apalagi, kata dia, posisi Sulsel yang diperhitungkan di tingkat nasional membuat kepentingan elit harus diakomodasi. Apalagi, secara teoretis sebenarnya akan jauh lebih sehat jika terdapat dua atau tiga calon.

"Dengan memaksakan hanya satu pasangan calon saja, ini akan membuat demokrasi kita kurang progresif, sebab tidak ada tawaran pilihan rasional bagi pemilih," tuturnya.

Apakah pasangan ASS-Fatma berlanjut atau tidak bersama di Pilgub? Ishaq Rahman merupakan dosen pada Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unhas itu, menyebutkan, jika ada dua hal yang perlu kita telaah dari pasangan ASS-Fatma.

Pertama, setelah dideklarasikan sejak akhir Mei lalu, hingga kini belum juga ada Rekomendasi resmi dari DPP. Bahkan, pasangan ini juga nampaknya belum percaya diri.

"Alat Peraga Kampanye yg mempromosikan pasangan ini masih sangat minim, hanya ada segelintir di daerah, bahkan di Kota Makassar sama sekali belum ada terlihat," terangnya.

Kedua, NasDem nampaknya belum mencapai kesepakatan politik dengan kubu ASS dan afiliasi politiknya (terutama sang mentor, yaitu Menteri Pertanian Amran Sulaiman).

Memang Nasdem dapat mencalonkan sendiri tanpa perlu koalisi. Tapi bagi ASS, posisinya di Sulsel untuk lima tahun mendatang perlu didukung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang merupakan koalisi pemenang Pilpres.

  • Bagikan