Secara terpisah, CEO Konsultan Politik PT Duta Politika Indonesia (DPI), Dedi Alamsyah Mannoroi, menilai wacana kotak kosong di Pilgub Sulsel 2024 sebagai preseden buruk bagi demokrasi Indonesia.
Untuk itu, Dedi menilai tokoh dan politisi di Sulawesi Selatan masih memiliki peluang untuk mengambil andil menyelamatkan demokrasi di Pilkada Sulsel.
"Fenomena Kotak Kosong (Pilgub Sulsel) akan menjadi preseden buruk demokrasi di Sulsel. Dan intinya perilaku itu adalah demokrasi tidak beretika," ujar Dedi Alamsyah.
Dia menilai tokoh politik dan parpol parlemen pemilik kursi di DPRD Sulsel memiliki andil dalam menyehatkan demokrasi di Sulsel.
Bahkan, Dedi berpandangan jika Kotak Kosong terjadi, pihaknya meminta masyarakat memilih Kotak Kosong di kertas suara nanti.
"Jika memang Pilgub (Sulsel) mengarah ke sana (kotak kosong), parpol, tokoh Danny Pomanto, Ilham Arief Sirajuddin, dan Andi Iwan Aras memiliki andil menyelamatkan demokrasi di Sulsel," tuturnya. (Yadi/B)