MAKASSAR, RAKYATSULSEL - DPP melalui Pengurus DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Sulsel kabarnya mengusung Andi Sudirman-Fatmawati di Pilgub Sulsel 2024.
Partai yang memiliki modal 4 kursi ini telah menyatakan sikap koalisi dengan NasDem dan partai lain yang bergabung dalam barisan tersebut. Namun, belakangan muncul isu kotak kosong karena jagoan PAN tersebut akan memborong partai.
Wacana kotak kosong di Pilgub Sulsel 2024 menjadi topik perbincangan beberapa hari terakhir ini setelah Partai Demokrat memberikan surat rekomendasi kepada pasangan bakal calon Gubernur dan bakal calon wakil gubernur ASS-Fatma. Hal ini ditanggapi oleh Wakil Ketua DPW PAN Sulawesi Selatan, Usman Lonta.
"Jika ada figur yang ingin metamorfosis menjadi calon tunggal dengan memborong partai, maka pada akhirnya pendidikan politik akan membawa negeri ini ke arah demokrasi yang gagal total," jelasnya, Rabu (23/7/2024).
Lanjutnya, semakin banyak pilihan semakin bagus masyarakat dalam menentukan pilihan.
"Jadi kalau kotak kosong maka tidak ada pilihan bagi masyarakat untuk memilih calon pemimpinnya sehingga akan menimbulkan pertanyaan."
"Kotak kosong memang sesuai dengan undang-undang tetapi kita harus memandang demokrasi ini tidak hanya secara normatif tapi juga secara kualitatif," sambungnya.
Menurutnya lagi, demokrasi itu berkualitas jika diikuti oleh kontestan yang berkualitas dan banyak pilihan. Jadi jika hanya ada satu calon dan melawan kotak kosong, itu namanya memaksakan pilihan orang.
"Membatasi orang lain menurut saya adalah pelanggaran etika demokrasi. Jadi tidak usah ada upaya untuk membatasi jalur. Ketika dibatasi artinya calon-calon itu tidak berkualitas secara filosofi," pungkasnya.