Mampu Bertahan di Tengah Serangan Pademi Covid-19

  • Bagikan
Corporate Marketing Communications Manager of PT Intiwhiz Internasional, Ari Eka Putri menjadi narasumber podcastnya bersama Harian Rakyat Sulsel, Rabu (24/7/2024).

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Industri perhotelan di tahun 2024 mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Hal tersebut tak terlepas dari upaya keras orang-orang di industri yang sangat bergantung pada pariwisata ini. Bagaimana tidak, di masa pandemi dua tahun silam, industri perhotelan harus tiarap bahkan banyak yang terpaksa gulung tikar.

Corporate Marketing Communications Manager of PT Intiwhiz Internasional, Ari Eka Putri menjadi saksi atas kondisi itu. Sebanyak 22 hotel di bawah naungan Intiwhiz berjuang keras agar tetap bertahan.

"Saat ini industri perhotelan telah bertumbuh dan kami sangat senang sekali. Dulu masa Covid perhotelan lumpuh. Yang terjun di perhotelan pasti sangat merasakan. Ada yang dirumahkan, pendapatan berkurang, okupansi terjun bebas, industri pariwisata merangkak," ujar Ari dalam podcastnya bersama Harian Rakyat Sulsel bertajuk "Industri Perhotelan Hari ini", Rabu (24/7/2024).

Di masa penuh ketidakpastian tersebut, Ari menceritakan seluruh unit hotelnya tak pernah patah arang. Ada 22 unit Hotel Intiwhiz di seluruh Indonesia punya cara masing-masing untuk bertahan.

"Kami hampir semua tidak tutup. Cuma satu dua hotel di grup kami. Kami dan teman-teman di perhotelan mencoba untuk bisa survive. Beberapa general manager kami kreatif. Di Whiz Prime Sudirman dan Hasanuddin, misalnya, mereka menghadirkan layanan servis AC. Ada juga layanan antar makanan ke kantor dan rumah. Ini inovasi dan beberapa lagi bikin out door eat karena tidak ada kegiatan makan di tempat dan menariknya sekarang growing dan semakin berkembang. Di Sudirman bahkan sampai sekarang menerima jasa servis, mungkin karena masyarakat puas dengan layanan hotel," beber Ari.

Kini masa-masa berat itu berakhir dan semua harus bangkit, termasuk Industri Perhotelan. Tantangannya ada hari ini dan hari-hari yang akan datang.

"Tantangan terbesar di industri perhotelan hari ini, kami melihat ada peluang lewat berkompetisi ditengah hotel semakin semarak dan tumbuhnya brand-brand baru. Kami melihat itu peluang, bagaimana kami bertahan menjadi hotel pilihan. Berbagai hal kami lakukan, meningkatkan fasilitas, memberi sentuhan baru dan layanan yang mengutamakan pelayanan dari hati dan tentunya memberikan yang terbaik agar bagaimana tamu kembali ke hotel," imbuh dia.

Tantangan berikutnya, kata Ari, adalah semakin pesatnya perkembangan teknologi dan digitalisasi. Bak dua mata pisau, digitalisasi mampu membawa dampak positif dan juga dampak negatif.

"Jadi karena era digital, kami berusaha mengikuti trend berkembang dan perlahan berusaha menuju digital. Misalnya reservasi kamar, misal ada keluhan dan masukan, kami membuka ruang secara online untuk mendengarkan keluhan dan mengubahnya menjadi lebih baik," kata Ari.

"Di era digitalisasi saat ini ada sosial media dan ulasan di Google, pasti ada saja tamu yang kurang puas dan hak tersebut tidak bisa kami tolak. Namun kami selalu mencoba berupaya positif, mentrakcing dan mencari solusi. Kemudian berupaya merubah keluhan menjadikan hal positif. Kalau ada hal yang tidak diantisipasi, kami coba melihat dari dalam dan menghadirkan kegiatan positif, bahkan berkomunikasi," sambung dia.

Dia mengatakan, Intiwhiz saat ini berupaya memenuhi kemungkinan pasar di berbagai segmen. "Target pasar yang ingin diraih ada berbagai macam. kami ada 22 brand saat ini, ada bintang 5, bintang 4, bintang 3, bintang 2 dan budget hotel. Marketnya menyasar semua kalangan. Kita kasi pilihan untuk para tamu sesuai kebutuhan dan kemampuan, namun pelayanan tetap bintang 5" beber dia.

Salah satu cara untuk menjaga pasar Intiwhiz tetap tumbuh di segala segmen, pihaknya terus memperkenalkan brandnya. Salah satu yang diupayakan adalah berpartisipasi aktif dalam berbagai event. Di Makassar, dua hotel besutan Intiwhiz yakni Whiz Prime Hasanuddin dan Whiz Prime Sudirman ikut meramaikan event yang menargetkan ribuan pengunjung ini.

"Memang kami ikut partisipasi di kali kedua, ketika hotel kami di Makassar mengatakan ingin kembali berpartisipasi maka mereka join sekaligus dukung industri pariwisata untuk peningkatan ekonomi di Indonesia," imbuh dia.

"Jadi kami seperti tahun lalu buka boot di area H8 khusus hotel. Dan kita jual voucher dengan harga spesial ekonomi, jumlahnya terbatas yang pasti 2 digit. Harganya di Whiz Prime Sudirman Rp 200 RB itu dapat kamar tipe superior dan valid hingga Desember. Untuk Whiz Prime Hasanuddin kami jual diharga Rp 225, lebih mahal sedikit karena free akses swimming pull. Selain itu ada juga street food, bisa langsung makan di tempat. makanannya simpel namun kualitas hotel. Ada juga promo khusus spesial event menikah dan mappettuada dan banyak lagi," kata Ari. (andi nurhikmawati/C)

  • Bagikan