Momen Pilkada, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Ingatkan Larangan Black Campaign

  • Bagikan
Spanduk Bernada Black Campaign

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulsel Muhammad Tonang mengingatkan seluruh masyarakat mengenai larangan black campaing.

Diketahui, muncul kesan black campaing menjelang Pilkada 2024. Selebaran narasi bentuk spanduk menyinggung kandidat lain. Di mana, desakan Aliansi Sulawesi Selatan atau disingkat (ASS) menyatakan menolak calon Gubernur radikal di Pilgub Sulsel.

Penolakan tersebut mulai dilakukan melalui pemasangan spanduk di sejumlah ruas jalan di Kota Makassar, beberapa heri terakhit. Meskipun sudah dibersikan oleh pihak keamanan.

Spanduk itu bertuliskan, "KAMI MENOLAK CALON GUBERNUR RADIKAL DAN INTOLERAN DI SULSEL". Ditulis hurif kapital.

"YANG MENGHARAMKAN PEMASANGAN FOTO PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DI RUANGAN GUBERNUR, MELARANG MUSIK, MELARANG ACARA ADAT ISTIADAT," tulis spanduk yang terpampang di perempatan perbatasan Gowa – Makassar, Jalan Sultan Alauddin, Sabtu, (27/7/2024).

"Kita sama-sama jaga saja kedamaian di Sulsel, jaga kebersamaan. Karena kalau ada sindiran dan lainya, hal itu dapat merugikan dan menghancurkan pihak lain," ujar Muhammad Tonang, Minggu (28/7), saat dimintai tanggapan.

Pernyataan itu ia sampaikan sebagai bentuk imbauan dari lembaga keagamaan yang dipimpin. Dia menilai, Pilkada dan Pilgub 2024 itu merupakan pesta demokrasi.

Karena pesta maka semua pihak harus gembira. Jangan rusak pesta demokrasi yang berlangsung dengan menggunakan cara-cara kotor atau black campaign yang merugikan orang lain.

Dirinya menekankan, kampanye diperbolehkan sepanjang pesan yang dimuat edukasi. Dan dapat menggunakan cara-cara yang sesuai aturan.

"Kita semua memiliki dasar tradisi yang ada, landasan budaya Bugis, Makassar, kita bisa saling sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi. Bisa saling memanusiakan, jangan saling menjelek-jelekkan," harap dia.

Ia juga menitipkan harapan dan pesan kepada para kontestan dan tokoh agama serta seluruh Rakyat Sulawesi Selatan pada tahun ini, akan merayakan pesta demokrasi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel serta Pilwakot dan Bupati.

"Saya kira ini menjadi penentu arah daerah kabupaten dan kota. Kami beberapa pertimbangan dan pelajaran dari berapa tahun sebelumnya, kita mengalami pemilihan langsung, masyarakat kita cerdas dalam memilih," katanya.

"Kita imbau kedamaian, ketentraman dan kesejukan kita bisa pelihara dengan baik. Kita bisa saling menghormati dan saling menghargai satu dengan yang lainnya," tambah dia.

Kemudian lanjut dia, para masyarakat dan kandidatnya untuk tidak menggunakan fasilitas rumah ibadah untuk sebagai tempat kampanye. Karena ini bisa mengganggu dari pada ketentraman dan kesejukan dari rumah ibadah itu.

"Karena bisa terjadi konflik kepentingan antar pemeluk agama, kita tidak mau itu, dalam hal ini seluruh masyarakat bisa saling membantu saling mengingatkan kepada seluruh masyarakat," tukasnya. (Yadi/B)

  • Bagikan