Pesawat Boeing Starliner Bermasalah 2 Astonaut NASA Terjebak Di ISS

  • Bagikan
Sunita Williams dan Butch Wilmore di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Jadwal pulang mereka ke Bumi belum diketahui. Foto: NASA/Boeing

JAKARTA, RAKYATSULSEL - Dua astronaut NASA yang terbang ke orbit Bumi dengan pesawat Boeing Starliner, yaitu Butch Wilmore dan Sunita Williams, saat ini masih berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS) sejak Juni lalu. Jadwal kepulangan mereka ke Bumi belum diketahui, lantaran pesawat ruang angkasa yang mereka tumpangi mengalami beberapa masalah.

NASA dan Boeing mengumumkan, sejauh ini, belum ada tanggal yang jelas untuk kepulangan mereka."Kami belum memiliki pengumuman besar hari ini terkait tanggal kembalinya," kata Steve Stich, Manager Program Kru Komersial NASA, dalam konferensi pers Kamis, 25 Juli. "Kami akan membuat kemajuan besar, tetapi kami belum siap melakukannya."

Starliner merupakan pesawat antariksa Boeing yang dibangun untuk Program Kru Komersial NASA (NASA's Commercial Crew Program), sebuah kemitraan badan antariksa AS dengan perusahaan swasta untuk membawa astronaut ke orbit Bumi. Kolaborasi pemerintah dan swasta ini dilakukan setelah program pesawat antariksa buatan NASA disetop pada 2011.

Pengembangan Starliner menemui jalan berliku sampai mengalami penundaan peluncuran selama bertahun-tahun. Uji terbang pertama mengalami gangguan perangkat lunak yang membuat Starliner terbang ke orbit yang salah, lalu uji terbang kedua dibatalkan karena katup bahan bakar rusak.

Peluncuran perdana Starliner dengan awak manusia akhirnya dilakukan pada 5 Juni 2024 dari Cape Canaveral di Florida, AS. Ini adalah upaya uji terbang ketiga. Astronaut Wilmore dan Williams sendiri dijadwalkan untuk berada di orbit Bumi selama seminggu.

Uji terbang ketiga ini sempat tertunda karena masalah pada katup oksigen yang bergetar dan kebocoran helium yang kecil namun terus-menerus. Teknisi akhirnya menganggap pesawat itu aman untuk diterbangkan meskipun ada masalah tersebut. Setelah lepas landas, kebocoran bertambah banyak dan beberapa pendorong mati, sehingga menunda pendaratan pesawat dengan modul Harmony ISS dan kemudian menunda kembalinya ke Bumi.

Tercatat ada lima kebocoran helium dan lima kegagalan pendorong sistem kontrol reaksi (RCS), yang memaksa para teknisi Boeing untuk memecahkan masalah secara jarak jauh dari Bumi.
Masalah-masalah yang terjadi pada wahana Boeing Starliner membuat masa tinggal kedua astronaut itu jadi lebih panjang, menjadi 50 hari seperti saat ini.

Meski teknisi Boeing di Bumi telah melakukan sejumlah perbaikan dan pengujian, namun belum ada tanggal yang jelas untuk penerbangan pulang astronaut Wilmore dan Williams.

Sebelumnya, pejabat NASA telah mengatakan bahwa pesawat ruang angkasa Boeing itu memiliki cukup bahan bakar untuk tetap berada di orbit paling lambat hingga pertengahan Agustus 2024. Penundaan penerbangan pulang pesawat Boeing Starliner ke Bumi agar ilmuwan dapat mengumpulkan data sebanyak mungkin tentang pendorong RCS yang tidak berfungsi sebelum dibuang dan terbakar saat masuk kembali ke atmosfer Bumi.

"Beberapa minggu terakhir ini sangat berguna dalam memahami anomali pendorong dan helium serta cara mengatasi masalah ini untuk penerbangan mendatang," kata Mark Nappi, Wakil Presiden Boeing dan Manajer Program Kru Komersial NASA, dalam konferensi pers tersebut. "Itulah tujuan sebenarnya di sini."

Selama waktu yang panjang di ISS, astronaut Wilmore dan Williams telah melakukan sejumlah tugas pemeliharaan pesawat dan proyek ilmiah. Seminggu sekali, mereka kembali ke kapsul Starliner untuk mengatasi masalah pendorong pesawat bersama teknisi Boeing yang berada di pusat kontrol di Bumi.

Stich mengatakan NASA dan Boeing mungkin akan melakukan uji coba peluncuran pesawat antariksa "paling cepat minggu depan." Setelah peninjauan ini, Stich menambahkan, waktu peluncuran pesawat itu akan ditetapkan.

Ketika ditanya tentang rencana cadangan untuk memulangkan para astronaut tanpa Starliner, Stich mengatakan bahwa rencana darurat yang melibatkan kru pesawat Dragon milik SpaceX telah dipertimbangkan, tetapi fokus mereka adalah tetap pulang menggunakan pesawat buatan Boeing.

"Tentu saja pilihan cadangannya adalah menggunakan sistem yang berbeda. Saya lebih suka tidak membahas semua detail itu sampai kita sampai pada titik itu —jika kita memang harus sampai ke situ," kata Stitch. "Kami benar-benar fokus mengembalikan Wilmore dan Williams ke Starliner."

  • Bagikan

Exit mobile version