Fleksibilitas anggaran yang dimaksudkan Lanjut Mantan Kepala BKD Sulsel itu, adalah bisa menjadi jembatan antara pemerintah dan pihak swasta bekerjasama dalam penyediaan benih pertanian di Sulsel.
Menurutnya, hal itu bisa menjadi bancakan untuk meningkatkan pertanian di Sulsel, sebab peningkatan produksi harus didasari dengan ketersediaan benih yang berkualitas. Bahkan, kerjasama antara masyarakat penangkar juga bisa dilakukan sehingga sirkulasi ekonomi masyarakat juga tetap tercipta melalui BLUD itu.
“Kita bisa meminjam dari perbankan sehingga kapasitas produksi kita lebih tinggi, dan akhirnya nanti pelayanan akan semakin baik. Dan itu juga bisa menjadi wadah dengan masyarakat yang melakukan aktivitas penangkaran dan bekerja sama,” luasnya.
Ia membeberkan, saat ini Sulsel memiliki ancang-ancang tiga BLUD saat ini sudah berjalan dua unit dan satu unit sedang dalam persiapan. Untuk lokasinya berada pada masing-masing UPT TPH-Bun Sulsel.
Ia juga menyampaikan, dengan ketersediaan benih, rencana peningkatan produksi itu bisa terpantau juga pada Instalasi Kebun Percobaan (IKP) yang saat ini terdapat pada 10 Kabupaten yang ada di Sulsel, seperti di Kabupaten Toraja dan Sinjai.
“Sulsel ini memiliki 16 IKP yang tersebar di 10 Kabupaten, di antara Toraja dan Sinjai,” kuncinya. (Abu/B)