MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sulawesi Selatan (Sulsel) memberikan ruang kepada masyarakat untuk menyelenggarakan event dengan frekuensi tinggi dan biaya murah. Hal ini bisa menjadi salah satu alternatif eksplorasi bagi para pelaku Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM).
Sekretaris Dinas Disbudpar Sulsel, Andi Munawir, mengatakan bahwa inisiatif ini didasari oleh upaya untuk memaksimalkan pendapatan masyarakat melalui kegiatan atau event dengan keterlibatan langsung UMKM.
"Pak Pj Gubernur menekankan bahwa program kita harus bisa bersentuhan langsung dengan masyarakat. Meskipun tidak besar, ini sudah mulai digalakkan terutama pemberdayaan UMKM kecil," tuturnya saat diwawancarai Rakyat Sulsel, Jumat (2/8/2024).
Ia menambahkan bahwa ukuran event tidak menjadi masalah untuk difasilitasi oleh Disbudpar, sebab frekuensi pelaksanaan event menjadi pertimbangan agar wadah untuk UMKM terus tersedia untuk memasarkan produknya. Pihaknya juga terus mendeteksi potensi dan event yang bisa diwadahi serta mengajak pihak swasta dan lainnya untuk bekerja sama dalam penyelenggaraan event.
Andi Munawir mengakui bahwa Disbudpar tidak memiliki anggaran untuk melaksanakan event besar, namun hal ini tidak menjadi faktor utama dalam upaya peningkatan pendapatan masyarakat. Melalui pengelolaan pariwisata, potensi desa, dan lain-lain, upaya yang efisien adalah pelaksanaan event dengan biaya murah dan pembebasan retribusi untuk UMKM dan kelompok usaha yang ingin berpartisipasi.
"Kita tidak harus berpikir berapa anggaran yang harus dikeluarkan saat event, tetapi bagaimana dan apa manfaat event yang akan kita laksanakan. Pemerintah harus hadir sebagai fasilitator masyarakat, sebagai jembatan masyarakat memperbaiki ekonomi mereka," paparnya.
Beberapa event Pemprov Sulsel sebelumnya juga tidak memberikan tarif untuk UMKM yang ingin berkontribusi dan memasarkan produknya, seperti pada pelaksanaan Sulsel Menari baru-baru ini. Hal ini juga berlaku untuk pengembangan potensi desa yang telah dilakukan pembinaan dalam mengelola desa ramah pariwisata dengan biaya terjangkau dan pelayanan yang menarik bagi pengunjung.
Contohnya, Desa Wisata Balleangin di Kabupaten Pangkep dengan pemandangan Karst yang menarik wisatawan. Desa Mattabulu di Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, terletak di ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut dengan panorama alam indah dan udara sejuk.
Desa Wisata Landorundun di Lembang Landorundun, Kecamatan Sesean Suloara, Kabupaten Toraja Utara, terletak di kaki Gunung Sesean pada ketinggian 2.100 meter di atas permukaan laut.
"Tiga desa ini masuk dalam kategori Anugerah Desa Wisata tahun 2024 ini," ungkapnya.
Sebelumnya, Pj Gubernur Sulsel, Prof Zudan Arif Fakhrulloh, menyampaikan bahwa Pemprov Sulsel tengah gencar menggali potensi dan sumber daya untuk pengembangan pendapatan, termasuk pada bidang wirausaha.
"Kita terus menggali potensi dan sumber lain yang bisa menjadi pendapatan masyarakat seperti pengelolaan event dan wisata yang melibatkan UMKM," tutupnya. (Abu/B)