Sebagai Wali Kota, Danny mengajak masyarakat untuk melihat kondisi tersebut. Apalagi kepempinan tahun lalu di Pemprov Sulsel membuat aturan bertentangan dengan adat istiadat serta budaya dan warisan leluhur.
Menurutnya, orang tidak sadar dengan begitu, tidak ada bisa intervensi pemerintah karena belanjamya tidak ada.
"Kita bangun kebersamaan, dengan kekuatan adat istiadat, tradisi budaya begitu kuat. Masa mau dihilangkan dengan paham yang belum tentu benar. Jadi artinya harus diselamatkan budaya kita," sebutnya.
"Kita ini berkesenian, musik apa, festival. Masa itu mau dikasih berhenti," lanjutanya.
Danny menambahkan, di Sulsel memiliki banyak potensi, ini yang bahaya sekali jika dikuasai oleh oligarki di Sulawesi Selatan. Ianmenia Sulawesi Selatan itu milik semua orang.
Maka dari itu, ia berharap jangan membangun Sulsel ini miring ke kiri atau ke kanan saja. Yang lain dikasi ratusan miliar, yang satu cuma satu digit, yang satu tiga digit, itu tidak adil.
"Jadi keadilan di Sulsel harus. Apalagi di bagian Utara itu, Toraja, Luwu, tidak terlalu diperhatikan. Jadi kalau kita tidak menyelematkan utang saja, maka jangan harap bisa bangun Sulsel, jangan harap rakyatnya sejahtera," tuturnya.
"Kalau kita biarkan ini budaya mati, jangan harap ada kebanggaan di Sulsel. Kalau kita bayarkan, kita tidak bisa berkesenian, jangan harap ini orang datangi di Sulsel. Kalau misalnya oligarki yang kuasa, jangan harap kau diperhatikan," tukasnya.