“Seratus juta (dikirimkan) tapi perempuan itu tidak tahu bahwa uang yang dikirimkan merupakan hasil kejahatan,” sambungnya.
Lebih jauh, Mustari menyampaikan YK diinterogasi ketika pihaknya melakukan penyelidikan dengan menelusuri alamat pemesanan barang dari para pelaku.
Barang-barang hasil transaksi bodong di Toko Mutiara Medika diangkut menggunakan Maxim ke Jalan Gelora, Kelurahan Karuwisi, Kecamatan Makassar.
"Jadi kami melakukan penyelidikan ke alamat tersebut dan betul ditemukan beberapa alat kesehatan sesuai dari kerugian korban sekitar Rp7 juta lebih. Kuat dugaan barang tersebut akan dijual ke penadah,” terangnya.
Sebelumnya diberitakan Rakyat Sulsel, aksi penipuan dengan modus mencatut nama Dinas Sosial (Dinsos) di Kota Makassar viral di media sosial (medos). Pelaku yang berkelompok itu mendatangi toko Alkes dan berpura-pura sebagai petugas Dinsos.
Karyawan Toko Alkes Mutiara Medika Makassar di Jalan Syekh Yusuf bernama Dewi mengaku menjadi korban penipuan pembelian alat kesehatan dari beberapa orang yang mengaku dari Dinas Sosial (Dinsos) Makassar, hingga merugi Rp7 juta lebih.
“Pelaku mengambil masker dan sarung tangan karet steril. Pelakunya tiga orang, yang masuk cerita itu dua orang satu menunggu di luar. Kejadiannya, hari Rabu tanggal 31 Juli,” kata Dewi, Senin lalu.
Diceritakan Dewi, saat kejadian berlangsung dua orang pelaku itu memesan masing-masing 60 boks untuk masker hijab dan masker telinga. Lalu sarung tangan karet steril berbagai ukuran masing-masing 30 boks.
“Totalnya itu Rp7.087.500,” sebut Dewi.
Dewi mengatakan, para pelaku awalnya datang di Apoteknya yang terletak di Jalan Syekh Yusuf, pada Rabu (31/7/2024) siang. Mereka mengaku dari utusan Dinas Sosial Makassar yang tengah melakukan pengadaan barang.
“Saya tanya pengadaan dari mana, katanya dari Dinsos. Dia bilang juga pernah mi juga belanja di sini temanku. Tapi dia dimutasi jadi saya ganti bagian pengadaannya,” ungkapnya.
Saat melakukan pembayaran, pelaku mengaku hanya bisa menggunakan mobile banking. Pelaku kemudian memperlihatkan bukti transfer yang sebenarnya palsu. Tak sampai disitu, pelaku juga disebut meminta nomor telepon Dewi.
“Dia kasih lihat saya HPnya, bilang boleh dicek apakah sudah benar. Bahasanya ada kepala dinas berkunjung di kantor. Kemudian dia telepon temannya katanya dari kantor Dinsos untuk jemput barang itu. Dia pakai maxim,” sambungnya.