Rawat Bahasa Daerah, Festival SIOBBI IGBD Dihadiri Wali Kota, Kepala Balai Bahasa Sulsel, Hingga Wisatawan Mancanegara

  • Bagikan

PAREPARE, RAKYATSULSEL - Ikatan Guru Bahasa Daerah (IGBD) sukses menggelar Festival SIOBBI’ (Siesso Mabbicara Ugi) II Tahun 2024. Festival yang digelar atas kolaborasi bersama Perkumpulan Pendidik Bahasa Daerah Indonesia (PPBDI) Kota Parepare dan Pemerintah Kota Parepare ini berhasil menjadi magnet kehadiran wisatawan mancanegara.

Sebanyak 21 orang wisatawan mancanegara yang tergabung dalam Persatuan Komuniti Bugis Sabah (PKBS) dari berbagai negara, seperti Malaysia, Singapura, dan Papua ini hadir menyaksikan kegiatan yang digelar di Balai Ainun Parepare, Rabu, 07 Agustus 2024.

Festival sebagai upaya dalam merawat bahasa daerah ini dibuka langsung oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Parepare, Dr Akbar Ali.

Sejumlah pagelaran kesenian, bahasa, dan budaya Bugis disuguhkan pada kegiatan yang juga dihadiri oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulsel, Dr Ganjar Harimansyah.

“Parepare ini sudah seperti rumah ketiga saya. Pelestarian bahasa daerah menjadi model. Saya berharap praktik baik dalam merawat bahasa daerah yang dilakukan oleh IGBD dapat menjadi inspirasi bagi komunitas-komunitas lainnya,” ujar Ganjar.

Pj Wali Kota Parepare, Akbar Ali pun menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan yang dianggap mampu mengobati kerinduan para wisatawan yang berlatar belakang keturunan Bugis.

Akbar Ali menekankan pentingnya membiasakan dan menghidupkan kembali kemampuan komunikasi menggunakan bahasa Bugis, baik bagi siswa maupun masyarakat umum. Bahkan ia memotivasi para pelajar untuk merawat dan mencintai bahasa daerah melalui pengalaman atau kisah masa kecilnya,

"Ini merupakan wujud identitas diri dan pemersatu setiap generasi anak daerah dimanapun kelak berada. Saya dulu waktu kecil, sebelum diajar tulisan latin yang pertama kali diajarkan oleh orangtua saya adalah aksara Lontara,” kisah Akbar Ali.

Sementara, Presiden PKBS, Prof Arsiah Bahron pun menyampaikan kekaguman atas bakat para pelajar dalam melestarikan bahasa daerah. “Saya kagum sekali melihat anak-anak kita tampil comel berbahasa daerah. Rasa-rasanya kerinduan kami terobati,” ungkap Arsiah.

Atas kekaguman dan apresiasi para wisatawan pun ini betah berlama-lama. Mereka enggan meninggalkan lokasi sebelum acara berakhir. Bahkan mereka juga “nyawer” para pelajar dengan uang pecahan Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu per orang.

Pada kesempatan ini, Prof Arsiah Bahron juga menyerahkan penghargaan kepada Pemkot Parepare serta kepada tiga orang guru bahasa daerah atas dedikasi dalam mengajar baca tulis hingga kompetensi berbicara kepada PKBS secara virtual pada Juni hingga Juli lalu.

Ketiga pengajar itu yakni Rahmaniar dari UPTD SMPN 2, Muh Rahman Nur, UPTD SMPN 6, dan Fitriani dari SMPN 9.

Penyerahan penghargaan disaksikan Pj Wali Kota Parepare, Akbar Ali, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, H Makmur, dan sejumlah Pengawas dan Kepala Sekolah.

Ketiga guru pun menerima penghargaan didampingi para kepala sekolah mereka. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version