Ditlantas Polda Sulsel Berduka, Satu Personel Terbaiknya Meninggal Dunia Tertabrak Mobil Saat Bertugas

  • Bagikan
Suasana Rumah Duka

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kabar duka menyelimuti Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Sulsel dan jajaran atas berpulangnya Aipda Sunandar (40). Sosok polisi yang dikenal disiplin dan baik hati ini meninggal dunia setelah tertabrak mobil saat bertugas di Jalan AP Pettarani, Kecamatan Panakkukang, Kota Makasaar, Selasa (6/8).

Tidak hanya satuannya yang merasa kehilangan almarhum, tapi juga keluarga dan sahabatnya. Hal itu terlihat di rumah duka di Jalan Andi Tonro, Kelurahan Tombolo, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, keluarga hingga sejawatnya berdatangan melayat memanjatkan doa untuk Aipda Sunandar.

Termasuk Dirlantas Polda Sulsel, Kombes Pol I Made Agus Prasatya. Alumni Akpol 1998 itu juga terlihat hadir di rumah duka menggunakan seragam dinas dan kopiah hitam.

Selain datang memberikan penghormatan terakhir dan doa untuk almarhum, Kombes I Made Agus juga ikut menyampaikan duka mendalam kepada keluarga yang ditinggal.

Menurut Kombes I Made Agus, sosok Aipda Sunandar adalah personel yang berdedikasi dalam menjalankan tugas. Bahkan menurutnya, almarhum adalah salah satu personel terbaik yang ada di Ditlantas Polda Sulsel.

"Beliau sosok yang rajin dan disiplin," ujar Kombes Pol I Made Agus.

"Olehnya itu, sebagai pimpinan Ditlantas Polda Sulsel, saya turut berbelasungkawa atas meninggalnya almarhum. Semoga keluarga yang ditinggal diberi ketabahan," sambungnya.

Kepergian Aipda Sunandar juga menyisakan kenangan manis bagi orang-orang terdekatnya. Termasuk Rizal (40), salah satu sahabat terdekat almarhum.

"Almarhum ini teman dari kecil waktu masih SMP, satu kelas. Kalau waktu-waktu lebaran pasti ke sini (di rumahnya)," kata Risal saat ditemui.

Risal bercerita mengenang masa lalunya bersama almarhum, terutama saat mendaftar Polisi. Mereka sempat sama-sama mendaftar menjadi anggota Polri, namun takdir berkata lain, Risal ternyata lulus menjadi ASN.

"Cerita bersama almarhum, ada banyak. Karena waktu mendaftar Polisi dia juga datang ke rumah, latihan sama-sama, nasibnya dia lulus di Polisi, saya di PNS," tutur Rizal mengenang kebersamaannya dengan almarhum.

Selain itu, ia juga bercerita soal hubungan mereka yang erat meski terpisah sekolah saat SMA. Kata Risal, almarhum dan dirinya masih sering bersama utamanya diakhir pekan sering berkumpul bersama.

"Waktu SMP sama-sama, pas SMA sempat pisah (sekolah). Tapi tetap kontekan. Tiap Sabtu kumpul-kumpul lah," tukasnya.

Risal menyebut dirinya tidak menyangka sahabatnya berpulang secepat itu. Pasalnya, ia baru saja duduk bersama di salah satu warkop Jumat pekan lalu.

"Terakhir ketemu Jumat pagi pekan lalu, kami ngopi sama-sama," Asri menuturkan.

Pada pertemuan terakhir mereka, Sunandar dan Risal menghabiskan waktu dengan mengenang masa-masa SMP.

"Malah dia yang bayar malah, biasanya patungan. Mungkin firasatnya atau seperti apa. Yang dibicarakan pada pertemuan itu, masa lalu waktu SMP. Nostalgia kembali," ingatnya.

Sunandar meninggal di ICU sekitar pukul 09.30 Wita, setelah perjuangannya untuk bertahan dari kecelakaan yang menimpanya.

"Beliau memang orang baik, tenang. Saya sangat kehilangan. Waktu di ICU saya juga di sana. Meninggal sekitar pukul 09.30 Wita," tandasnya.

Sunandar meninggal di usia 40 tahun, meninggalkan dua anak dan seorang istri.

"Beliau meninggal usia 40, meninggalkan dua anak satu istri. Anaknya laki-laki SMA Kelas 2, yang kedua baru SD kelas 4," bebernya.

Sementara itu, Suhartini (40) yang juga merupakan sahabat Sunandar dari SMP, mengatakan hal senada dengan Risal.

"Kami teman-temannya dari SMP. Almarhum itu pendiam, penyabar," kata Tini, sapaannya.

Sambil mengusap air mata, ia mengaku merasa terpukul atas meninggalnya Sunandar. Terlebih, Sunandar menjadi korban tabrakan mobil saat bertugas.

"Saya sebagai sahabat merasa terpukul atas meninggalnya pak Sunandar. Ini group WhatsApp SMP lebih aktif memang dari yang lain. Jadi kita semua dekat," ungkapnya.

"Kita dulu kayak saudara, cuma sekarang karena kesibukan masing-masing jadi jarang ketemu. Kalau yang laki-laki masih biasa, seperti di warkop dan sebagainya," tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, anggota polisi berpangkat Ajun Inspektur Polisi Dua itu mengalami kecelakaan saat mengatur lalu lintas di Jalan AP Pettarani, Kecamatan Panakkukang, Kota Makasaar, Selasa (6/8/2024).

Aipda Sunandar dikabarkan ditabrak oleh seorang pengendara saat sedang menjalankan tugasnya, sekitar Pukul 07.20 WITA.

Akibatnya, anggota Direktorat Lalu Lantas Polda Sulsel itu dilarikan ke Rumah Sakit Islam Faisal, Kelurahan Banta-Bantaeng, Kecamatan Rappocini, untuk menjalani perawatan.

“Informasi terkini, korban belum sadarkan diri sejak tadi pagi. Rencana akan dipindahkan ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar,” kata Kasat Lantas Polrestabes Makassar, Kompol Mamat Rahmat sebelumnya.

Mamat menerangkan, kondisi kritis dialami Aipda Sunandar karena ia ditabrak oleh mobil jenis double cabin yang dikemudikan seorang lansia. Korban disebut mengalami luka pada bagian kepala belakangnya hingga memar.

"Ada juga keluhan sakit di bagian tulang rusuk,” ucapnya.

Dijelaskan Mamat, kecelakaan tersebut kala mobil merek Chevrolet dengan nomor polisi DD 8756 KI itu dikemudikan oleh Hengki Wicaksana, pria lansia berusia 61 tahun. Mobil tersebut dikemudikan dari arah Utara ke Selatan Jalan AP Pettarani.

“TKP (tempat kejadian perkara) di depan Kantor Pos Makassar,” bebernya.

Pengendera Hengki disebut melaju di lajur kiri dan bermaksud merubah arah kembali dari arah Selatan ke Utara pada pemutaran depan kantor Pos Makassar.

“Mungkin karena sudah tua jadi penglihatan terganggu. Bisa dibilang faktor kelalaian saja, sehingga yang bersangkutan tidak melihat anggota yang bertugas di U-turn,” terangnya .

Adapun saat ini, kata Mamat, pengemudi tersebut telah diperiksa kesehatannya di klinik Polrestabes Makassar, meliputi tes urine dan hasilnya negatif semua.

Ia menyebut, dugaan sementara Hengki lalai saat mengendarai mobilnya, termasuk karena faktor usia pengemudi. Meski begitu, Hengki masih menjalani pemeriksaan hukum intensif di Pos Unit Laka Lantas Polrestabes Makassar.

"Kembali lagi faktor kelalaian karena yang mengemudi ini termasuk lansia. Tetap kita lakukan proses penyelidikan dan penyidikan terhadap yang bersangkutan,” pungkasnya. (Isak/B)

  • Bagikan