Pelajar Beberapa SMA di Makassar Terlibat Tawuran, Pemicunya Tak Terima Diserang saat Gelar Bazar Sekolah

  • Bagikan
Polisi Berjaga di SMAN 16 Makassar. (Isak/A)

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Tawuran atau Perkelahian yang melibatkan sejumlah pelajar di depan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 16 Makassar, Jalan Amanagappa, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, viral di sosial media (sosmed).

Menurut informasi yang diterima, keributan tersebut berlangsung, Rabu (7/8/2024) kemarin, sekira Pukul 16.00 WITA. Beberapa pelajaran terlibat juga diketahui telah diamankan pihak kepolisian dan tengah menjalani pemeriksaan di Polsek Ujung Pandang.

Kasi Humas Polrestabes Makassar, AKP Wahiduddin mengatakan, pihak kepolisian yang mendapat informasi keributan tersebut langsung menuju TKP dan mengamankan beberapa pelajar yang terlibat perkelahian.

“Kita mengamankan 6 orang untuk dimintai keterangan,” kata Wahiduddin kepada wartawan saat ditemui kantornya, Kamis (8/8).

Dijelaskan Wahiduddin, tawuran tersebut melibatkan tujuh sekolah di Makassar, masing-masing siswa dari SMA Negeri 11, SMA Negeri 3, SMA Negeri 14, SMA Negeri 1, SMA Negeri 16, SMA Kartika dan SMA PGRI.

"Pelajar ini dari beberapa sekolah di Makassar, mereka gabung menjadi dua kelompok lalu saling serang,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, tawuran ini sebenarnya lanjutan dari peristiwa pelemparan saat acara bazar SMA 11 Makassar di Jalan Tupai, Kecamatan Mamajang, pada Minggu (4/8) lalu.

Dimana, pelaku penyerangan itu diduga kelompok dari anak sekolah SMA Negeri 16 dan Kartika.

"Hari Minggu di Jalan Tupai, SMA 11 melaksanakan bazar kemudian didatangi sekelompok yang diduga dari siswa SMA 16, kemudian melakukan pelemparan," sebutnya.

Diduga atas kejadian itulah tak terima acaranya diganggu, siswa SMA Negeri 11 mendatangi lagi sekolah SMA Negeri 16 dan SMA Kartika untuk membalas dendam keesokan harinya, Senin (5/8/2024). Mereka melakukan pelemparan ke arah gedung sekolah.

“Namun hari itu tidak terjadi perselisihan atau perkelahian karena cepat diantisipasi," sebut Wahiduddin.

Puncaknya, kata Wahiduddin, seperti pada video yang viral di sosmed segerombolan siswa bermotor menyerang SMA Negeri 16. Bahkan ada seorang yang terluka di kepala karena di keroyok.

“Itu korban dari SMA PGRI. Jadi ini anak SMA Negeri 11 memanggil temannya dari beberapa sekolah itu. Begitu juga dengan anak SMA 16 yang gabung dengan anak SMA Kartika,” jelasnya.

Kasus ini disebut masih sedang ditangani pihak kepolisian untuk diselesaikan secara kekeluargaan dengan memanggil sejumlah pihak terkait agar kejadian serupa tak kembali terulang.

Adapun enam orang yang diamankan polisi masing berinisial MAK yang merupakan alumni SMA PGRI, R dan MS siswa SMA Negeri 1. Lalu, YH, RHA, dan NA dari siswa SMA Negeri 14.

“Mereka masih dimintai keterangan di Polsek Ujung Pandang,” ucap Wahiduddin.

Dia juga menyebut, pihaknya masih mendalami motif sebenarnya tawuran tersebut.

“Statusnya kita masih tunggu perkembangan seperti apa karena masih diperiksa, apalagi mereka itu masih di bawah umur. Kemungkinan penyelesaiannya secara kekeluargaan,” sambungnya.

Selain mengamankan siswa, polisi juga mendapati barang bukti senjata tajam jenis busur. Walau begitu, Wahiduddin mengatakan tetap akan upaya mediasi untuk menyelesaikan perselisihan ini.

Wahiduddin menyatakan untuk mengantisipasi hal serupa terjadi pihak kepolisian sudah disiagakan di masing-masing sekolah.

“Para orang tua dari masing-masing sekolah kita telah imbau untuk meningkatkan pengawasan kepada anaknya, begitu juga dengan pihak sekolah untuk memeriksa barang bawaan jangan sampai ada yang membawa senjata tajam,” pungkasnya. (Isak/B)

  • Bagikan